Tuesday, March 24, 2020

Hari Ke-57 PKL: Tangisan Yang Bikin Pusing

Hari ini work from home masih berlanjut. Jujur saya tidak terlalu suka bekerja di rumah. Tidak ada koneksi internet soalnya. Harus menggunakan hotspot tethering dari HP. Dan itu sangat boros sekali. Banyak kebutuhan saya yang membutuhkan internet. Dan device yang lancar tentunya.

Semua kebutuhan itu bisa didapatkan jika saya pergi ke markas. Tapi masa iya saya sendiri pergi ke kantor. Dan juga satu masalah lagi. Adaptor saya yang rusak, dan harus bergantian dengan Bayu. Jadi ya mau bagaimana lagi.

Semenjak work from home aktivitas pagi saya jadi agak santai. Tidak seperti hari biasa yang harus bangun lebih pagi, mengantri kamar mandi, siap-siap, dan menghadapi lalu-lintas kota Jakarta menuju Bekasi.

Yang bekerja dari rumah tidak hanya saya saja, kakak saya dan istrinya juga bekerja dari rumah. Jadi rumah sudah seperti kantor suasananya. Semua sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Tapi yang paling ketat kantornya mbak saya, meskipun kerja dari rumah harus menggunakan pakaian yang rapi. Padahal saya dan kakak saya hanya menggunakan pakaian biasa. Yaa, kebijakan kantor memang berbeda-beda.

Seperti biasa, pagi jam 8 sudah harus mengikuti briefing online bersama dengan tim yang lain. Menggunakan aplikasi zoom.

Pak boss sudah memberi tahu dari awal kalau briefing akan lebih singkat. Hanya akan membahas hal yang penting saja. Katanya.

Briefing pun dimulai, dan benar langsung membahas hal yang urgent saat itu. Berhubungan tentang client.

Jujur saya merasa bosan, tidak seperti mendengarkan briefing dari pak boss secara langsung yang selalu saya perhatikan.

Briefing pun selesai jam setengah 10. Sama seperti biasanya dong.

Selanjutnya saya berencana untuk menambahkan satu tutorial konfigurasi saja dengan menggunakan ansible, konfigurasi web server, apache2. Saya sudah hafal cara konfigurasi apache2, jadi tinggal membuat script YAML nya. Saya segera mengeksekusi rencana tersebut.

Tapi akhir-akhir ini muncul isu baru di laptop saya, di elementary saya. Jika digunakan untuk pekerjaan yang berat seperti membuka virtual mesin di virtualbox, membuka chrome, membuka aplikasi code, membuka terminal. Seperti itu akan ada black screen di sebelah kiri layar. Tidak sampai memenuhi layar, tapi membuat laptop menjadi lemot. Dan solusinya hanya satu. Merestart komputer atau mematikannya. Itupun harus dilakukan dengan shortcut keyboard, untung saja saya sudah diberi tahu shortcutnya. Untuk merestart Ctrl + Alt + PrintScrn ditahan lalu ketik "risub", untuk shutdown kata risub diganti dengan kata "risuo".

Cara itu diberi tahu oleh mas Ridwan, tapi hanya bekerja untuk linux.

Seharian saya hanya fokus untuk menyelesaikan rencana yang saya buat tadi. Saya berganti menggunakan windows, karena masalah yang tadi saya jelaskan itu datang lagi.

Dan tak lupa dengan godaan ngantuk, kali ini lebih parah mungkin, karena tadi malam saya membantu teman saya dengan masalah blognya. Harus menggunakan script html, jadi ya saya iyakan saja permintaan itu, kebetulan juga semangat untuk belajar coding belum pudar, walaupun belum kesampaian sampai sekarang.

Sebelum jam 12 saya sudah merasakan ngantuk itu, saya menahannya sampai jam 12, lalu kemudian baru tidur. Tapi tidak bisa :(. Anak kakak saya rewel terus, berisik. Saya jadi tidak bisa tidur. Sudah tertidur sebentar tapi bangun lagi karena tangisannya. Pusing rasanya. Jadi waktu istirahat tidak bisa digunakan untuk tidur. Saya lanjutkan saja bekerja, baru nanti saya tidur sebentar kalau anak kakak saya sudah tidur.

Dan yaa, anak kakak saya baru tidur jam 1. Karena sudah tidak tahan saya pun segera menyusul, menyusul tidur maksudnya.

Bangun jam setengah 2. Saya membuat kopi.

Menggunakan windows harus menginstall virtual mesin baru. Jadi ya memakan waktu yang cukup lama, tidak bisa untuk multitasking, jadi ya saya harus menunggu sampai instalasi selesai.

Selesai instalasi harus mengkonfigurasi dulu virtual mesinnya. harus mengatur SSH, harus menginstall ansiblenya, dll. Masalah terjadi ketika sedang konfigurasi SSH. Gagal. Padahal saya sudah berulang kali melakukan konfigurasi SSH, dan ini merupakan yang paling mudah.

Saya pun hanya terjebak disitu, sampai kopi saya habis. Masalahnya dua virtual mesin yang saya gunakan ip nya sama. Lahh kok bisa, padahal kan dhcp dari hotspot saya. Hmmm.

Sudah saya konfigurasi static, masih saja sama. Hmmm, akhirnya saya menyerah, dan memutuskan untuk menulis artikel harian saya saja. Sudah mumet soalnya. Mungkin nanti malam bakal saya perbaiki lagi.

Selesai membuat artikel saya segera membuat laporan, entah apa yang saya tulis, karena seharian saya hanya terjebak dengan dua masalah, Ngantuk dan Virtual mesin yang ngajak ribut.

2 comments:

  1. Coba gunakan Zorin Lite, Richi. https://zorinos.com/download/#lite

    Harusnya lebih kenceng. Kemudian untuk VM, solusinya memang buat VM di server yang kencang, baru diremote virtual dari desktop kamu. Jadi prinsipnya semua pekerjaan dilakukan di mesin fisik dengan spek bagus, laptop hanya untuk remote saja.

    Kalau di markas aktif, sebenarnya bisa aktifkan server di markas untuk diremote

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya hal itu sudah saya pikirkan lama pakk, tapi saya tidak tahu cara untuk meremotenya

      Delete