Friday, February 28, 2020

Hari Ke-40 PKL: Paittt!!!

 Hari ini merupakan hari ke 40 saya PKL di PT Excellent Infotama Kreasindo. Hari ini dimulai ketika saya sudah mulai sadar dari tidur saya, saya mendengar suara hujan dari luar, jadi saya memutuskan untuk tidur sebentar lagi 😅. Mungkin sebuah kebiasaan yang buruk, tapi saat saya bangun itu masih pagi, dan belum ada tanda-tanda orang yang sudah bangun, Adzan Subuh pun belum kedengaran.

Saya berangkat dari rumah sekitar jam 7, waktu yang sangat ideal menurut saya untuk berangkat kerja, tidak tahu kalau pendapat orang lain. Cuaca mendung, agak sedikit gerimis, saya tidak pakai jas hujan karena gerimisnya saat itu tidak mungkin untuk membasahi pakaian yang saya gunakan.

Keadaan mulai berubah ketika saya masuk ke jalan raya, jalanan basah karena habis hujan, hampir semua pengendara motor menggunakan jas hujan. Mungkin hanya beberapa yang tidak pakai, termasuk saya. Yang saya maksud keadaan mulai berubah yaitu raut wajah saya, yang tadinya fun-fun saja menjadi agak sedikit kusut karena jalanan yang basah itu. Jadi serba salah saya, mau dibelakang motor kecipratan, mau agak pelan diprotes pengendara mobil, mau di belakang mobil lebih parah cipratannya.

Bukan basah karena hujan, tapi basah karena cipratan air dari jalan😑. Airnya membawa lumpur, jadi bukan hanya air yang nyiprat, melainkan juga tanah. Motor saya saja sampai seperti macan tutul di bagian depannya,

Motor saya yang mirip macan tutul :v

Saya pakai jaket, yang kemarin baru kering setelah saya cuci gara-gara hal yang sama, dan hari ini malah seperti itu lagi. Nasib, baru selesai dicuci kotor lagi.

Sampai di kantor dengan muka yang agak sedikit kusut, saya langsung mengambil kanebo yang ada di jok motor. Mengelap helm dan sepatu saya. Oh yaa, satu hal lagi yang membuat agak sedikit kesel, sepatu saya berwarna putih. Ketika sampai itu sudah seperti macan tutul itu tadi. Sepatu satu satunya lagi😕.

Setelah itu saya masuk kedalam, sudah ada mbak Ami dan mbak Indah di depan. Mang Gun baru saja selesai mengepel teras. Di dalam sudah ada mas Irul, kelihatannya juga baru sampai. Saya langsung melepaskan tas dan jaket dan langsung melakukan rutinitas pagi saya. Cuci muka, buang sampah, selesai.

Saya duduk di tempat saya, hari ini saya agak ingsan alias pilek alias ada cairan korea yang terus mengalir di hidung saya. Hal tersebut sangat mengganggu, mengganggu saya sendiri dan mengganggu orang lain. Setiap beberapa detik pasti hidung saya refleks menyedot secara keras dan menghasilkan suara yang sangat tidak enak didengar, pasti sudah tahu jika sudah pernah mengalami pilek.

Sebenarnya pilek ini sudah dari kemarin, mungkin akibat dari saya yang duduk terlalu lama di dekat AC dan juga celana saya yang basah karena kehujanan.

Saya kipas-kipas sebentar, menghilangkan gerah dan juga menunggu sampai jam 8 datang. Sambil membuka HP pastinya.

Ketika keringat sudah hilang dan udara dingin mulai menyerang, saya memulai membuka laptop saya. Saya mulai dari membaca beberapa artikel, seperti biasa saya membuka feedly. Tiba-tiba ada notifikasi telegram dari pak boss di group all, semua tim disuruh untuk mengirimkan link artikel yang mereka buat untuk minggu ini. Kebetulan, jadi saya  tinggal klik saja linknya, tidak perlu membuka feedly. Tidak semua yang saya baca, hanya sebagian, mungkin tidak ada sebagian malah.

Setelah membaca beberapa artikel saya mengutak atik repository git saya, selama ini saya hanya menggunakan aplikasi github desktop, bukan lewat terminal di Linux, belum bisa soalnya, hehe. Membaca  sana sini, akhirnya bisa juga meremote repository saya di github. Tapi hanya sebatas meremote, belum mengedit dan seterusnya.

Ketika sudah mumet dengan persoalan git, saya teringat disway.id belum saya buka pagi ini. Saya pun segera membuka disway.id dan membaca artikel yang di update hari ini, tentang corona lagi. Sebenarnya saya sudah bosan mendengar kata-kata corona atau Covid-19 itu. Saya lanjut membaca artikel yang direkomendasikan di bawahnya. Judulnya "Lebih Menyiksa Dari Serangan Jantung" mungkin artikel lama, tapi kelihatannya menarik.

Ternyata setelah saya baca-baca artikel itu menceritakan tentang pengalaman pak Dahlan sendiri. Artikel itu bersambung-sambung, jadi bukan hanya satu artikel. Membacanya sudah seperti membaca sebuah novel menurut saya, dan tanpa sadar ketika artikel habis saya klik next dan lanjut membacanya. Begitu sudah cukup lelah saya melihat jam ternyata sudah jam setengah sepuluh, lahhh!!. Cepat sekali rasanya. Setelah saya hitung lagi total saya sudah membaca 6 artikel, waww.

Segera saja saya menutup tab disway.id dan langsung membuka file project saya. Mungkin saat saya membaca tadi terbawa suasana, jadinya ketagihan. Pada saat menulis pun masih terbayang-bayang "gimana kelanjutannya ya, gimana akhirnya ya, bla bla bla....", yang menjadikan saya tidak fokus untuk menulis.

Hari ini adalah hari Jum'at, dan saat itu sudah hampir waktunya untuk shalat Jum'at. Menu makan-makan untuk hari ini pun sudah di voting di telegram, ayam penyet mbah Ji. Pilihan yang kedua adalah Tarwud, tapi kalah telak, mungkin karyawan lain sudah bosan dengan Tarwud.

Begitu waktunya untuk shalat Jum'at saya langsung bersiap untuk menuju ke masjid. Ketika sudah naik motor dan sudah jalan tiba-tiba saya dipanggil pak boss, saya kira kenapa ternyata mau bareng. Ya sudah saya balik lagi dan menunggu pak boss di depan.

Sampai di masjid kali ini parkiran motor berbeda dari yang minggu lalu. Mungkin untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti minggu lalu. Selesai shalat, saya kembali ke kantor, bareng pak boss lagi tentunya.

Sampai di kantor saya disuruh mbak Ami untuk mengambil nasi yang ada di magic com diatas. Langsung saja saya ambil nasi tersebut, pertamanya saya bingung ngangkatnya gimana, panas. Saya cari serbet tidak ada, seingat saya ada serbet di atas, tapi tidak tahu tempat menyimpannya dimana. Datanglah mas Ahmad dan mas Ridwan, saya ditanya sedang apa, sedang mencari serbet untuk mengangkat nasi. Saya diberi tahu tempat serbet itu berada, ternyata ada di bawah, tepat di bawah AC.Saya kemudian mengambil serbet itu dan langsung keatas untuk mengambil nasi.

Semua tim pun segera berkumpul dibawah, pertama yang mengambil nasi adalah karyawan perempuan. Setelah selesai baru saya mengambil jatah saya. Setelah semua selesai mengambil, pak boss memulai acara itu, sambil menunggu mas Afandi kembali, jadi agak lama pak boss ceritanya. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, pak boss menyuruh mas Raihan untuk memimpin do'a. Semua pun berdo'a, saya juga berdo'a. Pertama saya hanya membaca Al Fatihah, tapi belum ada aba-aba selesai, saya lanjutkan dengan do'a sebelum makan. Tapi belum ada juga aba-aba selesai. Saya berdo'a sambil tutup mata, jadi tidak tahu keadaan sekitar bagaimana. Saat sedang menunggu aba-aba selesai untuk berdoa, saya masih menutup mata. Tiba-tiba ada yang berkata "Itadakimasu", saya langsung membuka mata saya, saat itu mungkin semua karyawan matanya tertuju pada saya. Ternyata do'anya sudah selesai, mungkin hanya saja yang masih merem. Dan saya mungkin yang ditunggu-tunggu untuk mengucapkan kata sebelum makan itu. Saya pun malu dan langsung tertunduk, mulai untuk makan. Ada yang ngomong, sesuatu, mungkin tentang saya, tapi saya tidak  memperhatikan saking malunya.

Selesai makan saya istirahat sebentar, menunggu sampai semua kembali normal lagi. Pak boss menginstruksikan semua tim support untuk ke atas, mungkin akan ada brief khusus. Bukan hanya tim support sih, yang jelas yang ada dibawah tinggal saya, Bayu, mas Andes, mas Afandi.

Saya berniat untuk membuka kembali VMware, melakukan beberapa hal, melakukan hal baru yang saya temukan pada saat membaca-baca tentang Ansible. Saya harus menginstall dulu mesin, karena mesin yang dulu masih bertuliskan Invalid.

Menginstall debian, kemarin sudah menginstall ubuntu. Sebenarnya ingin menggunakan selain debian atau ubuntu, tapi yang sudah saya kuasai hanya dua itu. Kalau yang lain seperti centos hanya sekedar tahu saja.

Tidak terlalu memakan waktu yang lama untuk menginstall itu, mungkin sekitar setengah jam atau bahkan kurang. Lanjut dengan hal yang ingin saya coba tadi, yaitu module lineinfile. Module ini berfungsi untuk menambahkan beberapa teks konfigurasi kedalam line suatu file. Akan sangat berguna untuk melakukan sebuah konfigurasi.

Mungkin sekitar jam 3 saya baru berhenti untuk praktek hal tersebut, hasilnya juga lumayan, berhasil. Saya lanjutkan menulis artikel harian saya. Saat sedang menulis mas Ahmad turun untuk membuat kopi. Dari kemarin saya ditawarkan untuk membuat kopi tapi saya menolak. Sudah diajarkan cara memakai alat pembuat kopi tersebut kemarin, hanya sekedar melihat sihh.

Kali ini saya dipanggil mas Ahmad untuk membuatkan kopi miliknya, kemarin materinya sekarang prakteknya. Cukup mudah sebenarnya memakai alat itu, tinggal tekan tekan langsung jadi. Saya pun dinyatakan lulus oleh mas Ahmad. wkwk.

Alat pembuat kopinya
Akhirnya saya tertarik untuk membuat kopi menggunakan alat itu. Saya akhirnya membuat kopi. Pertama tama cuci alat yang digunakan untuk menempatkan bubuk kopi, kedua masukkan satu sendok kopi, ketiga nyalakan mesin, keempat tekan tombol yang paling atas untuk mempercepat proses pemanasan, kelima tekan tombol untuk menuangkan kopi ke gelas. Se simple itu.

Tadaaa, hasilnya

Note: itu sebenarnya hitam, cuma yang diatas itu busanya yang berwarna putih

Kesalahan saya adalah tidak memakai gula. Memang saya lihat mas Ahmad tadi tidak memakai gula, jadi saya hanya tiru tiru. Mungkin itu kesalahan terbesar saya dalam membuat kopi, tiru tiru orang lain. Setelah selesai, saya kembali ke tempat duduk saya sambil membawa kopi yang sudah saya buat. Masih panas, jadi saya biarkan saja sambil melanjutkan menulis.

Ketika sruputan pertama, belum begitu terasa, karena yang paling atas hanya seperti busa-busa gitu. Ketika sruputan kedua saya kepanasan karena menyeruput terlalu banyak. Sruputan ketiga baru terasa paitnya kopi tersebut.

Memang sangat terasa kopinya, seketika juga ngantuk saya hilang. Saya melanjutkan menulis artikel harian saya sambil sesekali saya menyeruput kopi tersebut.

Pait tapi nikmat, seperti kehidupan saya, ea. wkwk.

Hari ini lumayan panjang artikel yang saya buat, sampai pada bagian menyeruput kopi itu saja sampai jam lima lebih menulisnya. Saya pun memutuskan untuk meneruskan menulis dirumah saja. Karena sudah sore dan juga karyawan sudah banyak yang pulang.

Sebelum pulang saya berusaha untuk menghabiskan kopi tersebut. Masih setengah cangkir kecil dan saat itu sudah dalam keadaan dingin. Ketika menyeruputnya sekali rasa paitnya malah semakin menjadi, mungkin karena kopinya sudah dingin. Mencobanya sekali lagi dengan seruputan agak lebih banyak, rasa paitnya sudah mengalahkan obat dari dokter saat itu, mungkin kalau saya seruput lebih banyak lagi malah akan kembali lagi keluar. Akhirnya saya mencoba sekali lagi, mungkin tinggal seperempat dari cangkir kecil itu, "ssrruupppuuuuttttt" (sfx:sruput)

Puuuaaaaaiiiiittttttttt!!!
Continue reading Hari Ke-40 PKL: Paittt!!!

Thursday, February 27, 2020

Hari Ke-39 PKL: Basah Lagi

Hari ini Kamis, 27 Februari 2020 merupakan hari ke 39 saya PKL di PT Excellent, Sudah hampir 40 hari saya PKL disini, dan juga sudah hampir dua bulan. Tidak terlalu terasa sudah mau dua bulan saja, padahal rasanya baru satu setengah bulan yang lalu saya PKL di sini :p

Pagi ini ketika sudah siap semua, sudah memakai sepatu, sudah menggendong tas, tapi begitu mengeluarkan motor tiba-tiba turun hujan yang lumayan lebat. Hmmm, sepertinya semua rencana yang saya buat selalu bad ending😕

Akhirnya saya melepas kembali sepatu yang sudah rapi-rapi saya pakai, dan terpaksa harus memakai jas hujan. Sebenarnya jas hujannya tidak terlalu besar, tapi menghalangi spion jika digunakan, jadi agak mengganggu. Ditambah lagi tidak ada celananya, jadi celana saya basah, tidak ada yang menutupi.

Di sepanjang jalan seperti bertambah deras saja hujannya, tapi saya tetap melanjutkan perjalanan, karena saat itu sudah jam setengah 8, dan kantor pun masih jauh. Di perjalanan saya hanya fokus ke arah depan, tidak tolah-toleh, jadi tidak terlalu mengamati apa yang ada di sepanjang jalan.

Tiba di kantor mungkin sekitar jam 7.45, sudah banyak karyawan yang datang, saya memarkirkan motor dan langsung ke teras untuk mencopot jas hujan saya. Saat itu hujan sudah reda, dan seperti yang saya bilang tadi, celana sudah pasti basah, tapi tidak terlalu. Tapi anehnya Bayu yang berada dibelakang malah tidak basah kelihatannya, hmm. Tidak saya kipasi seperti kemarin, saya biarkan saja, nanti juga kering sendiri.

Kemudian saya masuk, seperti biasa, saya langsung meletakkan tas dan jaket. Tapi mas Andes tiba-tiba datang dan bilang kalau ingin berganti tempat dengan saya. Saya mengiyakan permintaan tersebut dan langsung menuju ke bangkunya mas Andes, meletakkan barang-barang disitu. Selanjutnya kebelakang untuk cuci muka seperti biasa. Setelah itu saya membuang sampah yang ada di bawah, membuangnya ke depan, tempat sampah besar. Aneh rasanya memakai celana yang agak basah, basahnya pas di dengkul. Awalnya hanya bagian atas, tapi lama-lama malah merembet ke bawah.

Setelah membuang sampah, saya keatas untuk menurunkan gelas. Sebenarnya tugasnya Bayu, tapi Bayu sedang keluar, ke toko seberang membeli roti. Ada beberapa gelas yang harus diturunkan, mungkin sekitar 10 gelas, dua cangkir besar, dua cangkir sedang, 4 cangkir kecil. Ehh, delapan deng :v

Selesai menurunkan cangkir saya langsung duduk, di tempatnya mas Andes, yang tepat di sebelahnya mas Afandi. Agak sedikit takut juga sih rasanya duduk di samping HRD😅.

Ada karyawan yang tidak masuk hari ini, tiga orang. Mas Fajar, mas Ridwan, mas Nugi. Mas Fajar tidak masuk karena gak enak badan katanya, kalau mas Ridwan sama mas Nugi tidak tahu saya, sakit juga mungkin, atau ada urusan diluar.

Membaca beberapa artikel di Feedly. Saya teringat perkataan mas Ridwan jika nama dari setiap versi Debian itu diambil dari nama-nama tokoh di kartun Toy Story. Karena saya penasaran, saya langsung browsing tentang hal itu, dan benar ternyata, semua nama dari Debian diambil dari tokoh di film kartun Toy Story, buster misalkan, di Debian itu merupakan versi yang paling terbaru, jika di film nama itu adalah seekor anjing peliharaannya Andy. Cukup menarik, saya juga baru tahu ketika diberi tahu oleh mas Ridwan.

Setelah membaca beberapa artikel, saya lanjut untuk membuka kembali project PKL saya, sudah sampai mana kebuntuan saya kemarin. Setelah saya buka dan membacanya sedikit saya jadi teringat masih memiliki referensi lain, yaitu udemy. Saya pun membuka kembali udemy itu pada bagian playbook. Tapi menurut saya video tersebut terlalu susah untuk dipahami, jadi saya permudah lagi.

Sudah lama saya menulis, bosan juga rasanya, mungkin sudah saatnya untuk menghibur diri😅. Saya membuka youtube untuk mencari musik video yang kira-kira tidak membuat ngantuk dan bosan. Ketika sedang mencari-cari saya di telegram mbak Ami, saya disuruh untuk memfoto dokumen. Langsung saja saya kedepan untuk menemui mbak Ami. Sebelum itu saya sudah meminjam HP Excellent dari mas Andes untuk memfoto dokumen tersebut.

Saat melihat jam ternyata sudah jam setengah 12, setengah jam lagi istirahat. Saya agak memperlambat tugas itu, agar semakin dekat dengan waktu istirahat ketika sudah selesai. Tapi tidak diperlambat pun pasti juga lama sih pengerjaanya, karena juga lumayan banyak dokumen yang harus difoto.

Selesai sekitar jam 12 kurang seperempat, hmmm, masih 15 menit lagi untuk istirahat. Saya gunakan untuk membuka online shop di HP, soalnya mau melanjutkan menulis juga sudah nanggung. Saya membuka olshop ingin mencari perlengkapan untuk komputer, beberapa kabel dan harddisk.

Waktunya istirahat pun akhirnya datang juga, saya sebenarnya dari pagi sudah malas mau makan, tapi gak tau kenapa rasanya malah pengen makan pada saat itu. Akhirnya saya pergi ke warteg untuk makan, mungkin saya sudah agak bosan, tapi mau cari makan yang lain juga sedang malas😅

Selesai makan saya langsung kembali ke kantor dan melanjutkan kegiatan yang tadi, scroll scroll olshop. Mencari harga yang pas dengan dompet saya. Di olshop itu saya juga menemukan beberapa part yang mungkin akan minta ganti nantinya, jadi sekalian saya masukkan ke keranjang.

Setelah waktu istirahat selesai saya langsung kembali membuka laptop saya. Pas ketika saya buka, ada telegram masuk dari mbak Ami, saya disuruh untuk menempelkan materai. Saya langsung menuju ke depan, meminta dokumen yang mau ditempelkan materai.

Selesai sudah akhirnya, mungkin saat itu sudah sekitar jam setengah 2. Rasa penasaran saya yang kemarin muncul lagi, menginstall mikrotik routerOS di VMware server. Saya kembali membuka VM, dan melihat yang tadinya Invalid sudah normal lagi. Tapi cuma punya saya yang masih Invalid, saya tidak tahu harus diapakan, saya mencoba untuk memperbaikinya tapi tidak bisa. Akhirnya saya menginstall mesin baru. sambil menginstall mesin baru, saya juga menginstall mikrotik. Saya sudah pernah menginstall routerOS sebelumnya di Virtualbox, berhasil. Tapi ketika di VMware tidak bisa. Saya belum menyerah untuk itu.

Setelah kurang lebih satu jam lebih saya mencoba, masih belum bisa, tidak tahu masalahnya apa. Akhirnya saya memutuskan untuk menulis artikel harian saja. Ya sudah saya mulai untuk menulis.

Ketika sedang menulis saya mendapat telegram lagi, kali ini dari mbak Alifa. Saya disuruh untuk mengeprint dokumen. Segera saja saya print, tempat duduk saya saat itu dekat dengan printer jadi tidak perlu jalan-jalan sambil membawa laptop.

Setelah selesai saya mengeprint, saya langsung melanjutkan menulis artikel, yang tadi baru dapat satu paragraf😅. Akhirnya selesai juga artikel untuk hari ini. saya langsung menulis langsung menulis laporan untuk hari ini yang dikirimkan ke pak boss. Setelah semua selesai saya langsung beres-beres, berpamitan ke tim yang masih di kantor, dan segera pulang.
Continue reading Hari Ke-39 PKL: Basah Lagi

Wednesday, February 26, 2020

Hari Ke-38 PKL: VMnya Hilang!

Hari ini, Rabu 26 Februari 2020 merupakan hari ke 38 PKL saya di PT Excellent Infotama Kreasindo. Saya berangkat dari rumah sekitar jam 7 lewat seperempat, jam-jam segitu sudah lumayan sepi kendaraan yang ada di jalan, jadi tidak terlalu lama terkena macet di jalan. Di sepanjang perjalanan seperti biasa, tidak terlalu ramai, dan juga tidak hujan. Hanya saja hari ini saya tidak menggunakan jaket karena kemarin basah dan setelah sampai rumah langsung saya cuci, hari ini belum kering.

Agak aneh rasanya tidak pakai jaket, tidak enak rasanya. Kemarin saja ketika saya memakai sandal rasanya aneh sekali, karena biasanya saya selalu pakai sepatu. Tapi Bayu setiap malah tidak pernah pakai jaket, tidak tahu alasannya karena apa, phobia mungkin :v phobia pakai jaket :v

Air di jalan juga sudah surut semua, kemarin pagi yang airnya sampai pada pembatas jalan tingginya, sekarang sudah hilang semua. Kalau belum mungkin saya kebingungan pulangnya lewat mana, karena satu-satunya jalan yang saya ketahui hanya itu. Tahu jalan yang lain, tapi kemungkinan besar sama saja, banjir, apa lagi di dekatnya ada semacam sungai gitu. 

Semua air sudah surut, tadi pagi ketika saya lewat jalan yang kemarin hampir mencelakakan saya, ada lubang yang tidak kelihatan karena terendam banjir. Saya mengamati dimana kejadian itu terjadi, ternyata lubangnya cukup besar, dan dalamnya mungkin sekitar 10 cm. 
Jadi kronologinya begini,
Tepat sebelum palang kereta api ada jalan yang tergenang banjir, jalan itu sudah rusak dan banyak sekali lubang-lubang yang cukup besar. Suatu lubang sudah ditandai dengan sebuah tong. Saya berusaha untuk berhati-hati untuk lewat situ. Tiba-tiba "bluakkk!!". Ternyata saya melewati lubang yang sudah saya jelaskan diatas. Sebenarnya saya tidak terlalu kaget, hanya saja ada satu hal yang membuat saya kaget. Teriakannya Bayu. Salah satu hal yang paling saya tidak suka. Sudah agak kaget karena kejeblos ke lubang itu, ditambah lagi teriakan bayu tadi yang lumayan keras, bercampur malu karena kedua hal tersebut. Untung saja tidak sampai jatuh, kalau jatuh mungkin sudah basah semua.
Jadi begitu cerita pendeknya,

Terlepas dari itu semua, hari ini saya sampai di kantor mungkin sekitar jam 7.45. Sudah lumayan banyak karyawan yang datang. Dari mulai di depan sudah ada mbak Ami dan mbak Indah, di ruang tengah ada mas Raihan, mas Irul dan mas Andes, Diatas ada mang Gun yang sedang bersih-bersih. Saya meletakkan tas saya dan langsung ke belakang untuk cuci muka. Setelah selesai, saya mengambil beberapa tisu untuk mengelap muka saya, dan setelah itu membuang sampah yang ada di dalam kantor.

Ketika sedang membuang sampah ternyata ada mas Afandi di depan, sedang duduk dibawah. Saat itu juga saya disuruh untuk menaikkan motor mbak Alifa dan juga motor saya. Saya mengiyakan perintah tersebut. Setelah membuang sampah saya langsung ke atas untuk meminjam kunci motor mbak Alifa. Sudah mendapatkan kuncinya, saya langsung ke bawah untuk memindahkan motor mbak Alifa dan motor saya.

Ada dua anak tangga yang harus dilewati ketika akan menaikkan motornya. Untuk motornya mbak Alifa tidak ada masalah pada saat menaikkannya. Berbeda dengan  motor saya yang membutuhkan tenaga yang lebih untuk menaikkannya, karena motor  saya lumayan besar dan berat.

Tugas itu selesai, saya langsung ke dalam. Keringat saya kembali keluar, yang tadinya sudah agak mendingan karena habis cuci muka, sekarang malah tambah parah dari yang tadi. Saya langsung duduk di tempat saya sambil mengambil beberapa tisu untuk mengelap keringat, dan juga mengambil map plastik yang ada di dalam tas untuk digunakan sebagai kipas.

Lumayan lama saya terus kipas-kipas dengan menggunakan map itu. Map itu juga sudah lama saya pakai buat kipas-kipas, yang semula mulus, sekarang jadi tidak mulus lagi. Saya rasa cukup, saya langsung membuka laptop saya dan langsung mengecek apa yang akan dikerjakan hari ini. 

Saya memeriksa semuanya, mulai dari email sampai blog. Kelihatannya sudah dicek semua oleh pak bos. Saya langsung membuka tab Feedly dan membaca beberapa artikel. Tidak ada yang menarik menurut saya, membaca artikelnya pak Dahlan hari ini yang dibahas tidak terlalu menarik. Saya akhirnya mencari-cari lagi yang lainnya, yang menurut saya menarik. Saya coba cek di Vavai.com tidak ada update. Saya mencoba mencari yang lain, saya menemukan artikelnya mas Ahmad, update sekitar 5 hari yang lalu. 

Setelah saya membaca beberapa artikel, saya langsung membuka websitenya docs.ansible.com untuk mencari referensi tentang tulisan hari ini. Dan juga membuka file project saya yang sudah terbengkalai 2 hari terakhir ini. Saya pikir ketika nulis mungkin akan membutuhkan praktek, jadi saya coba untuk menyalakan VM yang ada di server VM. Saya mencoba mengakses, tapi tidak bisa. Saya coba lagi, tetap tidak bisa. Saya belum menyerah, saya mencoba untuk berganti aplikasi browser, tapi hasilnya sama saja. Tidak bisa. Terakhir saya mencoba untuk mengaksesnya lewat HP, terakhir saya akses masih bisa, tapi hasilnya masih tetap sama, tidak bisa. Saya curiga akibat mati lampu kemarin, berpengaruh terhadap servernya.

Akhirnya saya hanya menggunakan satu VM yang ada di laptop saya. Ya agak sedikit ngelag sih, karena saat itu sudah lumayan banyak yang saya buka di laptop saya. 

Saya mencoba untuk menulis project, tapi sampai hampir waktunya untuk istirahat pikiran saya masih buntu, tidak bisa kemana-mana, hanya sedikit yang saya tambahkan hari ini. Mungkin hanya setengah halaman. Dan saat itu sudah hampir waktunya untuk istirahat. Jadi semakin tidak fokus antara menulis dan memikirkan apa yang akan saya makan hari ini.

Akhirnya waktunya istirahat datang juga, saya masih bingung mau makan apa. Saya memutuskan untuk makan bakso, siapa tau kalau makan bakso nafsu makan jadi kembali lagi. Saya keluar untuk membeli bakso, hanya jalan kaki, baksonya hanya berjarak satu ruko dari markas. Ternyata memang benar, setelah makan bakso yang tadinya makan saja malas, ini malah habis sampai kuah-kuahnya.

Setelah selesai makan, saya beristirahat sebentar, mengecek online shop, mencari peralatan untuk melengkapi PC bekas yang saya bawa dari rumah pak boss hari Senin kemarin. Semoga saja masih bisa diperbaiki, kalau masih bisa mungkin itu menjadi komputer pertama saya.

Istirahat sudah selesai, saya langsung membuka laptop saya, dan melanjutkan pekerjaan yang tadi. Dan masih dalam keadaan yang sama seperti tadi, buntu.

Sekitar jam setengah dua saya dipanggil mbak Ami untuk menempelkan materai, pas ketika rasa kantuk datang, jadi bisa menjadi penghilang rasa kantuk pekerjaan itu. Menempelkan materai juga sudah menjadi rutinitas, setiap sesudah istirahat pasti dipanggil mbak Ami untuk menempelkan materai atau menggunting alamat. Jadi bukan sesuatu yang baru lagi.

Tugas itu selesai, saya kembali ke tempat duduk saya lagi. Sudah jam 2, saya mencoba mengakses server VM lagi, dan kali ini berhasil. Saya mendapat ide untuk menginstall mikrotik routerOS agar bisa meremote VM yang ada di VM server dari rumah. Ketika saya buka semua VM yang ada di situ bertuliskan Invalid semua. Tidak tahu karena apa, mungkin ada hubungannya dengan kemarin. Semua VM, termasuk VM saya.

Saya akhirnya mencoba untuk menginstall mikrotiknya saja, sambil mencari tahu caranya menghubungkan mikrotik itu dengan VM yang ada di server itu. Sangat berbeda jauh dengan Virtualbox yang biasa saya pakai, jadi agak kebingungan. 

Sudah mencoba berbagai cara tapi tetap saja masih buntu, saya melihat jam dan ternyata sudah jam 3 sore. Waktunya untuk menulis artikel harian, mungkin akan terlambat hari ini, sudah pasti,

Ketika sedang menulis, saya mendapat telegram dari mbak Alifa, saya disuruh untuk mengeprint beberapa file, dan juga satu foto. Saya segera mengerjakannya. Untuk mengeprint saja membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi waktu untuk menulis artikel menjadi tertunda lagi.

Akhirnya selesai juga ngeprintnya, saya mempercepat penulisan artikel harian saya, sudah pasti terlambat kalau ini.

Selesai sekitar jam 5 sore, sudah terlambat 30 menit. Saya langsung membuat laporan untuk hari ini yang dikirimkan ke pak boss. Setelah selesai semua, saya langsung beres-beres persiapan untuk pulang. Sudah tinggal sedikit karyawan yang ada, kebanyakan sudah pulang dari tadi. Setelah itu saya langsung berpamitan dan langsung pulang kerumah.
Continue reading Hari Ke-38 PKL: VMnya Hilang!

Tuesday, February 25, 2020

Hari Ke-37 PKL: Sebuah Penderitaan Yang Lengkap

Hari ini Selasa, 25 Februari 2020 mungkin menjadi hari yang paling buruk selama saya di Jakarta ini. Mulai dari pagi ketika ingin berangkat hujan sudah menyambut. Ketika di jalan genangan air yang cukup dalam juga menyambut, ditambah lagi bertemu seorang pengendara motor lain yang lumayan rese (ngomong-ngomong gak jelas). Cipratan air dari kendaraan lain. Ranjau yang berada di bawah genangan air, membuat saya menjadi ekstra berhati-hati.

Ketika sampai kantor, yang tadinya dari rumah sudah sangat rapi (menurut standar saya), berubah 180°. Rambut acak-acakan, jaket basah, celana basah, sandal basah (tidak tahu gimana jadinya kalau saya pakai sepatu). Saya segera masuk kedalam, dalam keadaan seperti itu tadi. Sudah ada mas Irul yang sedang mengurus sesuatu dan juga mas Arif yang sedang sarapan. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 8 kurang 5 kalau tidak salah. Yang datang baru 5 orang, mas Irul, mas Arif, mbak Erni, mang Gun, mas Andes. Sepertinya kebanyakan karyawan terkena banjir. 

Saya langsung ke dalam untuk melepaskan tas dan jaket saya. Keadaannya gelap, sepertinya mati listrik, saya bertanya kepada mas Arif, dan ternyata benar, memang sedang mati listrik. Saya segera menuju ke belakang untuk mencuci muka, tangan, dan kaki. Habis melewati rintangan yang cukup berat soalnya :v. 

Setelah itu saya kembali ke tempat saya sambil mengambil beberapa tisu, berusaha untuk mengeringkan celana saya yang masih basah. Habis beberapa tisu tapi celana saya belum kering, yang tadinya sangat basah setelah dilap dengan tisu menjadi agak basah. 

Hasil gambar untuk kipas angin kecil
"Mungkin keadaan seperti itu sudah biasa bagi orang-orang yang hidup disitu. Tapi hal itu menjadi sesuatu yang baru bagi pendatang seperti saya."

Kemudian mas Dhen datang, sambil sedikit tertawa dengan kelakuan saya saat itu. Dia juga mengeluh tentang banjir, yang mengharuskan dia mencari jalan memutar. 

Saat itu internet di kantor mati, jaringan di HP saya juga mati, karena satu hal. Mati listrik. Saat itu saya hanya mengipasi celana saya dan sambil mendengarkan obrolan karyawan lain, sebagian besar obrolan itu hanya membicarakan soal banjir. 

Dari mulai DJ yang sudah terendam banjir, rumahnya mas Raihan juga sudah terkena, rumah mbak Ami yang sudah sedengkul, dan yang terakhir rumah mas Fajar yang motornya sampai terendam. 

Mungkin semua itu dibahas di group all, tapi karena tidak ada internet telegram saya tidak bisa diakses. "waiting for network..."

Setelah itu mas Afandi datang, ketika dia masuk ternyata dia hanya menggunakan celana kolor berwarna merah. Sangat berbeda dengan penampilan biasanya. Mas Dhen pun bilang "Habis main bola dimana mas?" sambil sedikit tertawa. Mas Afandi pun juga ikut tersenyum dan langsung menuju keatas. Mau ganti pakaian sepertinya.

Setelah cukup lama saya ada di posisi seperti itu, saya kemudian berpindah tempat ke sofa yang ada di dalam, sudah ada mang Gun yang menunggu didepan. Tapi posisi saya masih sama seperti tadi, hanya tempatnya yang berbeda.

Tim yang datang hanya sebagian mungkin, atau malah tidak ada segitu. Mas Ridwan, mas Dhen, mas Afandi, mas Arif, mas Andes, mbak Erni, mang Gun, dan mas Irul. Kalau tidak salah hitung tadi. Yang tidak datang alasannya rata-rata karena hal yang sama, yaitu banjir. 

Setelah cukup lama saya ada di posisi seperti itu. Yang tadinya agak basah menjadi agak tidak basah. Padahal mungkin sudah sekitar satu jam saya kipasi seperti itu, dan juga kipas yang saya pinjam tadi sampai kehabisan baterai. 

Akhirnya saya duduk di tempat saya, dan langsung membuka laptop saya. Tinggal setengah daya yang tersisa. Saya pun bingung mau apa, karena tidak ada internet. Mau minta hotspot tapi tidak enak. Saya hanya memandangi laptop saya dan sesekali memainkan game dinosaurus dari google chrome yang muncul ketika tidak ada jaringan itu.

Keadaan seperti itu berlangsung sampai hampir jam 12 siang. Saya sudah mematikan laptop saya karena tidak terlalu berguna juga. Berbagai posisi mulai dari duduk sampai tiduran juga sudah saya lewati. Dari mulai main game dino sampai main game offline di HP juga sudah, untuk menghilangkan rasa bosan. Akhirnya ketika sekitar jam 12 lampu tiba-tiba menyala. Semua tim pun secara serentak berkata "Alhamdulillah". Hampir bersamaan, saya juga berkata begitu. 

Saat itu sudah waktunya untuk istirahat, saya bingung mau makan apa. Semua tim berencana ingin masak mie bersama, saya juga diajak, tapi kalau mie saya tidak terlalu cocok. Dari mulai hari minggu kemarin saya tidak enak makan rasanya, apa saja yang saya makan rasanya hambar. Begitu pula pada saat makan siang hari ini di warteg. Ada rasanya sedikit, hampir tidak habis saat itu. Dan kepala saya tiba-tiba pusing. Sangat tidak enak rasanya. 

Kembali ke kantor saya tiduran sambil bermain HP, ehh malah ketiduran. Sampai sekitar jam 1 lebih 8 saya dibangunkan oleh Bayu, disuruh mas Ridwan keatas katanya. Dalam keadaan yang setengah sadar saya keatas untuk menemui mas Ridwan, saya kira disuruh apa, ternyata saya ditawarkan mie tadi yang sudah dimasak. Saya menolak karena tadi sudah makan di warteg. Saya kembali ke bawah, dan membuka laptop saya dan mulai memikirkan apa yang akan saya lakukan selanjutnya. Bingung mau apa, pusing juga belum hilang, ditambah lagi habis bangun tidur. Saya akhirnya membuka website disway.id dan membaca update 3 hari terakhir ini.

Setelah membaca beberapa artikel, saya baru teringat kalau artikel yang kemarin belum selesai. Saya pun mencoba untuk meneruskan menulis artikel harian tersebut. Sudah mentok dan tidak bisa melanjutkan menulis lagi, saya akhirnya membuat kopi. Siapa tahu bisa menghilangkan rasa pusing itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 lebih seperempat, artikel yang kemarin juga hanya bertambah sedikit. Saya memutuskan untuk menulis artikel harian saya di blogger, mempercepat jadwal menulisnya karena nanti takut kalau tidak selesai. 

Mulai menulis sambil minum kopi, kadang-kadang kepanasan karena minum kopinya gak pelan-pelan. Akhirnya kopinya pun habis, dan artikel masih belum selesai. Saya melanjutkan menulis sampai artikel tersebut selesai. Dan akhirnya artikel harian saya itu selesai, sekitar jam 5.25.

Saya kemudian menulis laporan untuk hari ini untuk dikirimkan ke pak boss. Setelah selesai saya langsung beres-beres dan langsung berpamitan kepada seluruh tim untuk pulang.
Continue reading Hari Ke-37 PKL: Sebuah Penderitaan Yang Lengkap

Monday, February 24, 2020

Hari Ke-36 PKL: Seharian Di DJ

Hari ini  Senin, 24 Februari 2020 merupakan hari ke-36 PKL saya di Excellent. Cuaca agak mendung yang membuat susah bangun, kasur yang terasa seperti ada lemnya, sudah lengkap rasanya untuk memulai tidur yang nyenyak. Tapi waktu itu sudah pagi, sudah waktunya untuk bangun. Kenapa saat-saat seperti itu tidak datang ketika akan tidur. Begitu kira-kira pikiran saya pagi tadi.

Ketika mandi malah hujan turun, lumayan deras, semakin membuat malas saja untuk berangkat kerja. Saya menunggu sampai hujan agak sedikit reda, mungkin sekitar jam 7.20 baru hujan sedikit reda. Saya segera berangkat ke kantor, dari situ saya sudah memprediksi bahwa pasti akan turun hujan lagi, karena langit masih mendung, belum ada tanda-tanda matahari muncul.

Benar saja, ketika masih berada di jalan tiba-tiba hujan yang cukup deras. Saya mencari tempat untuk berteduh sambil menunggu hujan sedikit reda. Mau pakai jas hujan pun mungkin percuma saja, karena tidak ada celananya. Menunggu sekitar 10 menit hujan baru sedikit reda, dan jam tangan saya sudah menunjukkan jam 8 kurang 10. Sudah dapat dipastikan akan terlambat sampai kantor.

Dan saya sampai di kantor sekitar jam 8 lebih 5, terlambat...

Begitu sampai saya langsung masuk ke dalam, semua karyawan sudah datang. Saya masuk mungkin dalam keadaan yang buruk, jaket saya agak basah, sepatu kotor, rambut acak-acakan, celana kotor, pokoknya tidak rapi intinya.

Diperjalanan yang membuat kesal itu bukan hujan, tapi genangan air yang ada di jalan sebenarnya. Ketika sedang enak-enak jalan, berada di belakang motor orang, terus tiba-tiba ada genangan air didepan, prattt..., mau ngerem mendadak nanti ditabrak dari belakang, mau menghindar ke samping gak bisa. Yaa alhasil semua cipratan itu mengenai saya, dari mulai wajah sampai celana.

Kembali kedalam kantor, saya pergi ke belakang untuk cuci muka, menyegarkan wajah yang kusut karena kejadian tadi pagi. Setelah itu saya langsung mengambil gelas di laci meja dibawah, langsung mengambil air minum. Ternyata airnya habis, saya langsung mengganti galon itu. Tidak perlu membeli karena sudah punya cadangan.

Setelah itu saya kembali ke tempat duduk saya, langsung membuka laptop dan menghidupkannya. Mas Ahmad turun dari atas untuk mengambil air kelihatannya, tapi tidak hanya itu ternyata. Mas Ahmad juga ngomong ke saya, mas Irul, dan Bayu disuruh untuk ke rumahnya pak boss Vavai, mempunyai sebutan DJ kalau tidak salah.

Saya belum pernah pergi ke rumahnya pak boss, tahu tempatnya saja belum. Kami disuruh kesana jam setengah sembilan, dan saat itu sudah jam 8.20. Saya segera siap-siap, mas Irul juga, Bayu juga. Setelah itu kami langsung berangkat ke rumahnya pak boss.

Ternyata jalan menuju rumah pak boss sudah saya lewati saat bersama mang Gun untuk membeli pot. Dari jalan raya masih masuk lagi kedalam, tidak terlalu jauh.

Ketika sampai di rumah pak boss, mas Irul langsung mengetuk pintu gerbang, tidak ada jawaban. Mas Irul langsung membuka gerbang itu dan langsung masuk kedalam, mengetuk pintu, dibukalah pintu itu oleh mbah, saya tidak tahu namanya, saya hanya menyebutnya mbah Vavai.

Lanjutan...

Kami langsung dipersilahkan masuk, mas Irul memperkenalkan saya dan Bayu kepada mbah Vavai, saya langsung bersalaman. Setelah itu mbah Vavai mengatakan bahwa pak boss ada di atas. Kami langsung menuju keatas, menemui pak boss. Pak boss pun langsung menjelaskan tugas kami bertiga. Tugasnya adalah memindahkan PC dan monitor yang ada di dalam ruangan, seperti gudang, keluar untuk dicek apakah masih hidup dan dibersihkan.

Tugas yang cukup mudah, yang menjadi masalah hanyalah keringat saya yang sudah seperti orang lari marathon, tidak berhenti keluar. Saya juga tidak membawa kaos, karena dikasih tahu mendadak tadi pagi.

Ada banyak sekali barang yang harus dibereskan sebelum PC tersebut bisa keluar. Tas, panci, sandal, kabel-kabel, etc. Bolak balik mengangkut PC, kadang mengambil tisu untuk mengelap keringat. Bayu yang bagian mengecek PCnya.

Bersambung...
Admin lagi kurang enak badan, maaf😷🙏
Continue reading Hari Ke-36 PKL: Seharian Di DJ

Friday, February 21, 2020

Hari Ke-35 PKL: Ada Dokter!

Hari ini Jum'at 21 Februari 2020 merupakan hari ke-35 PKL saya di PT Excellent Infotama Kreasindo. Saya berangkat dari rumah jam 7.15 dan sampai di kantor sekitar jam 7.45. Sudah lumayan banyak karyawan yang datang. 

Begitu datang saya langsung meletakkan tas saya dan mencopot jaket yang saya letakkan di tempat duduk saya. Tempat duduk di Dalam kantor Excellent itu bukan bangku, melainkan sofa panjang yang dapat digunakan oleh beberapa orang sekaligus. Dan juga ada 8 meja yang diletakkan secara berdekatan, digunakan untuk bersama, yang mempunyai meja sendiri hanya mbak Ami didepan. satu meja resepsionis digunakan oleh mbak Indah dan mbak Fitra.

Setelah meletakkan tas, saya langsung ke belakang untuk cuci muka. Di belakang kantor ada seperti taman yang berukuran kecil dan ada saung yang tepat di bawahnya ada kolam ikan. Ikan apa saja saya tidak tahu, nila mungkin, atau apalah. Saya tidak terlalu tahu tentang ikan. Setelah itu saya langsung mengambil tisu yang saya gunakan untuk mengelap muka. Saya kemudian membuang sampah dari yang ada di dalam kantor, saya membuangnya ke depan, di tempat sampah besar.

Setelah membuang sampah saya langsung duduk di tempat duduk saya dan kemudian membuka laptop saya. Mengecek semua media komunikasi, rutinitas sehari-hari lah pokoknya.

Semua sudah dicek, tidak ada email ataupun telegram dari pak boss. Di blog saya juga hanya dua orang yang membacanya. Salah satunya adalah teman saya, dia juga berkomentar tentang suatu hal. Saya tidak tahu pak boss sudah mengecek laporan saya atau belum.

Kemudian saya membuka tab feedly dan membaca beberapa artikel yang direkomendasikan feedly. Artikel yang paling atas adalah artikelnya pak dahlan iskan, karena dia update setiap hari, sedangkan tim hanya update seminggu sekali. Dan saya setiap hari harus upload tulisan.

Sudah cukup banyak artikel yang saya baca. Akhirnya saya melanjutkan untuk menulis project saya yang sudah sampai ke BAB 4 Playbook. Saya membuka website Ansible Documentation yang saya gunakan sebagai referensi. Menggunakan Artikel berbahasa inggris dapat menambah wawasan tentang bahasa inggris juga. Jadi dobel-dobel keuntungannya. Tapi susah juga untuk memahaminya.

Pak boss hari ini datang dan memberikan briefing singkat, tidak tahu kenapa dia sangat buru-buru. Di briefing tersebut pak boss mengatakan bahwa sore ini akan ada dokter yang datang untuk memberikan presentasi. Tentu saja materinya tentang kesehatan. Yang pertama tentang tensi, yang kedua diabet(kalau tidak salah), dan yang ketiga adalah obesitas. 

Saya disuruh untuk menjaga didepan karena semua akan mengikuti sosialisasi itu. Hmmm, padahal saya mau mendengarkan materi yang soal obesitas. Ya sudahlah. Karena juga terpaksa, tidak ada tim lain yang menjaganya.

Waktunya shalat Jum'at datang juga, saya langsung  bersiap untuk pergi shalat. Yang lain juga sudah bersiap. Sebenarnya saya berencana untuk jalan kaki saja, tapi waktunya sudah terlalu mepet, jadi ya akhirya naik sepeda motor. Tapi untuk mengeluarkan sepeda motor saja butuh usaha yang cukup keras, karena motor saya berada di tengah-tengah. 

Proses pengeluaran mungkin sudah setengah perjalanan jika saya jalan kaki.

Setelah shalat Jum'at saya kembali ke kantor. Saya mendengarkan obrolan tim yang katanya ada yang motornya ilang. Hahhh!. Kira-kira gitu ekspresi saya. Ternyata yang dibilang pak boss setiap briefing itu benar. Daerah sini adalah daerah yang rawan. Kejadian itu terjadi ketika sedang shalat Jum'at katanya. Dan yang kecolongan itu sepertinya kenalannya pak boss, dia yang mengantar makanan untuk makan bersama hari ini. Hmmm, kasihan, setelah shalat melihat motornya ilang mungkin rasanya sangat terpukul. Apalagi katanya motornya baru. 

Terlepas dari kasus itu, hari ini waktunya untuk makan-makan. Menu kali ini bebek madura dengan sambel khasnya. Menu ini di vote tadi malam. Kelihatan enak sambelnya, saya sangat suka sambel, apalagi sambel yang rasa pedesnya pas. Kata boss nama sambelnya itu sambel goreng. 

Semua sudah mengambil makanan, dan pak boss pun segera memulai acara hari ini. Pak boss juga sedikit membahas tentang kejadian tadi. Agak buru-buru karena jadwal dokternya kesini jam setengah 2, dan saat itu sudah jam 2. Sudah selesai sambutan dari pak boss, makan saja pakai sambutan😅, pak boss menyuruh mas Dhenandi untuk memimpin do'a. Do'a selesai pak boss menyuruh mas Dhenandi untuk memilih antara saya dan juga mas Irul, siapa yang mengucapkan kata kunci sebelum makan itu. Sudah jelas yang dipilih, pasti saya. Itadakimasu. "Doraemon versi jawa kalau ini mah" kata pak boss.

Selesai makan semua langsung keatas, karena dokternya sudah datang dari tadi. Saya juga langsung menuju pos saya juga di depan. 

Katanya sih cuma 1 jam presentasi dari dokter itu, tapi ya kemunduran itu sudah pasti. Selesainya sekitar jam 4 sore. Saya sampai mengantuk didepan, saya di depan sambil menulis artikel harian saya. Saya membuat kopi untuk menunda ngantuk. 

Setelah semua sudah kembali saya langsung kembali duduk ke tempat saya dan melanjutkan menulis artikel harian. Sudah setengah jadi artikel itu. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Saya segera mempercepat penulisan itu.

Selesai sudah artikel harian saya, segera saya publish. Kemudian membuat laporan untuk hari ini di email untuk dikirimkan ke pak boss.

Setelah semua selesai, saya langsung beres-beres, berpamitan kepada seluruh karyawan, dan langsung pulang untuk menikmati holiday, yeayy :v


Continue reading Hari Ke-35 PKL: Ada Dokter!

Thursday, February 20, 2020

Hari Ke-34 PKL: Tebak-tebakan

Hari ini tepatnya tanggal 20.02.2020, keren, dua kosong kosong dua dua kosong dua kosong. Coba saja ada bulan ke-20, pasti tambah bagus. 20.20.2020. wkwk :v...

Hari ini adalah hari ke-34 saya PKL di Excellent. Saya berangkat dari rumah sekitar jam 7.15 dan sampai di kantor sekitar jam 7.40. Di sepanjang jalan biasa-biasa saja, tidak ada yang menarik untuk diceritakan. Hampir setiap hari sama saja pemandangannya, suasananya, dan juga kelakuan pengendaranya. Paling hanya cuacanya yang berbeda-beda. Kadang panas, kadang mendung, kadang gerimis, kadang hujan. Gerimis atau hujanlah yang paling membuat malas untuk bangun, rasanya seperti kasur itu sangat hangat dan nyaman sekali.

Ketika mau sampai di kantor, pas mau belok ke ruko saya bertemu mbak Ami yang juga akan belok ke ruko. Mbak Ami bawa motor sendiri, tidak tahu rumahnya dimana, tapi kelihatannya jauh.

Suasana di depan tidak begitu rapi menurut saya, motor karyawan yang tidak tertata, dan ditambah lagi material ruko sebelah yang sangat banyak karena lagi dibangun. Membuat pandangan jadi tidak terlalu enak.

Begitu masuk sudah ada mbak Indah, mbak Alifa dan mbak Ami yang juga baru masuk. Seperti biasa saya langsung ke dalam, meletakkan tas dan melepaskan jaket. Jaket saya agak basah karena tadi di perjalanan sempat gerimis yang lumayan, tapi tidak sampai hujan. Sebenarnya saya bawa jas hujan, tapi malas saja kalau harus berhenti dulu untuk memakainya, dan juga tidak ada jaminan kalau tidak akan basah.

Sebenarnya saya ingin meletakkannya di luar, tapi mengingat ruko sebelah yang sedang dibangun, saya tidak mau meletakkannya di luar. Saya hanya meletakkan jaket itu diatas tas saya, merentangkannya berharap agar tidak bau saja.

Setelah itu saya kebelakang untuk cuci muka, saya berpapasan dengan mang Gun, dia menanyakan Bayu sedang dimana. Saya hanya menjawab jika bayu sedang ke depan untuk membeli roti. Saya disuruh mang Gun untuk memindahkan gelas yang ada di damping wastafel ke laci gelas yang ada di bawah. Dan saya juga disuruh untuk membuang sampah yang ada di tempat sampah dalam. Tugas biasa, tidak terlalu lama untuk melakukannya.

Setelah selesai saya langsung membuka laptop saya. Pertama saya mencoba untuk menghidupkannya, saya baru ingat kalau kemarin saya hanya menutup laptop itu, tidak mematikannya. Jadi ketika saya hidupkan hanya blackscreen yang ada, alias stuck pada saat boot. Saya akhirnya mematikan dan menyalakan lagi laptop itu. Akhirnya menyala juga,

Saya langsung mengecek semua, mulai dar email hingga blog. Akhir-akhir ini pak boss jarang mengkoreksi laporan atau blog saya, tanpa koreksi pun dia biasanya membalas email dengan ucapan terima kasih biasanya. Hari ini pun sama, tidak ada email dari pak boss, di komentar dan di telegram juga sama, tidak ada apa-apa. Mungkin pak boss lagi sibuk, jadi ya sudah saya biarkan saja.

Kemudian setelah itu saya membaca beberapa artikel di feedly, mulai dari artikelnya disway.id dan juga beberapa artikel milik karyawan Excellent.

Saya kira cukup untuk membaca artikelnya, saya langsung melanjutkan menulis project saya. BAB 3 sudah selesai hari ini, dan saya sudah sampai ke BAB 4. BAB 3 cukup singkat, jadi cukup cepat untuk mengerjakannya. Lanjut ke BAB 4 membahas tentang playbook, materi yang cukup banyak, dan mungkin juga akan sulit untuk mengerjakannya.

Sekitar jam setengah sebelas saya mulai agak capek dan bosan ketika menulis. Saya mencoba untuk melakukan sarannya mas Ridwan, membaca atau melihat sesuatu yang membikin tidak bosan lagi. Saya pun menulis sambil memutar video di youtube, agar tidak terlalu jenuh.

Jam menunjukkan kalau waktunya untuk istirahat, saya menutup laptop saya dan beristirahat sebentar sebelum pergi untuk mencari makan siang. Hari ini sepertinya enak kalau makan mie, tapi saya sudah berencana untuk mengurangi makan mie. Makan bakso sudah terlalu sering, tapi pengen. Tapi juga saat itu kepikiran ingin makan ayam goreng yang biasa dibeli oleh tim yang lain. 

Akhirnya saya hanya makan di warteg, sangat jauh berbeda dengan apa yang saya inginkan tadi, tapi karena saking bingungnya, saya malah mengambil keputusan untuk ke warteg saja. Di warteg juga ada ayam sih, cuma yaaa beda saja rasanya.

Selesai makan saya kembali ke kantor, tempat saya dipakai tidur sama mas Dhenandi. Jadi saya duduk di kursi berbentuk silinder yang biasa dipakai mas Raihan. Saat itu masih ada sekitar 30 menit sampai waktu istirahat selesai, saya bingung mau apa, mau tiduran sudah tidak ada tempat. Jadi saya hanya duduk di bangku itu sambil bermain game.

Setelah selesai istirahat saya mengecek telegram, biasanya suka ada telegram dari mbak Ami yang memberikan tugas. Ternyata setelah saya cek tidak ada telegram dari siapapun. Karena tidak ada tugas, saya melanjutkan tulisan saya tadi. 

Ketika saya sedang menulis, dan juga agak sedikit mulai mulai menguap. Ada telegram dari mbak Ami, saya disuruh untuk menempelkan materai. Segera saya kerjakan tugas itu, agar ngantuk tadi tidak berlanjut lagi ke level selanjutnya.

Setelah selesai menempelkan materai, saya disuruh untuk menyerahkan dokumen itu ke mas Afandi. mas Afandi hari ini ada di atas, tidak tahu kenapa, tapi biasanya dia duduk di bawah disampingnya mas Andes.

Setelah tugas itu selesai saya langsung menyimpan progres dari project saya dan segera menulis artikel untuk hari ini. Karena saat itu sudah jam 2 sore. 

Ketika saya sedang menulis, mas Ahmad tiba-tiba pindah ke samping saya. Saat itu saya masih ada di kursi yang saya duduki tadi. Mas Ahmad memberikan tebak-tebakan kepada saya. Soalnya "misalkan mas Rizki bangun jam 4 dan mas Dhenandi bangun jam 6, mana yang paling rajin?". Ketika itu semua karyawan memperhatikan, saya menjawab mas Rizki, alasannya karena bangun lebih pagi pasti lebih rajin. Tapi ternyata jawaban saya salah, jawaban yang benar mas Dhenandi, karena dia bangun jam lebih banyak dari mas Rizki. Yaaa, saya mengerti maksudnya saat dijawab begitu oleh mas Ahmad. Saya jawab sekarang ya, karena tadi saya belum kepikiran. 

"Bangun sama membangun itu beda mass menurut saya, kalau bangun itu yang awalnya keadaannya tertidur jadi tegak, jika itu suatu benda. Nah kalau membangun baru benar, membangun jam, yang sama saja berarti membuat jam"

Saya hanya melanjutkan menulis pada saat itu, belum kepikiran ingin menjawab lebih jauh lagi.

Selesai sudah akhirnya artikel harian saya, saya langsung membuat laporan untuk hari ini untuk dikirimkan ke pak boss.

Setelah semuanya selesai, saya langsung beres-beres dan langsung berpamitan kepada seluruh tim untuk pulang.
Continue reading Hari Ke-34 PKL: Tebak-tebakan

Wednesday, February 19, 2020

Hari ke-33 PKL: Awas Ada Tangga!

Hari ini Rabu, 19 Februari 2020 merupakan hari ke-33 PKL saya di PT Excellent. Hari ini saya berangkat terlambat 15 menit dari biasanya, berangkat jam 7.15, sebenarnya jam 7 sudah mau berangkat, tapi bingung mencari kunci motor dimana, dan yaa alhasil berangkat jam sekian itu. Tapi untungnya tidak sampai terlambat sampai di kantor, sampai di kantor sekitar jam 7.40. 

Begitu datang sudah ada banyak motor di depan, yang berarti pasti juga sudah banyak karyawan yang datang. Masuk di dalam suasana seperti biasa, sudah ada mbak Indah dan juga mbak Ami yang duduk di bagian lobby. Di dalam sudah ada mas Raihan yang sedang mendengarkan musik sambil sedikit-sedikit bernyanyi dan juga ada mas Chairul yang sedang memegang HP.

Saya langsung menaruh tas ke tempat duduk saya dan juga mencopot jaket. Kemudian saya kebelakang untuk cuci muka, bukan menggunakan air kolam lo ya, tapi menggunakan air kran yang ada di belakang. Rasanya sangat segar ketika habis cuci muka. Mengambil beberapa tisu untuk mengelap muka dan tangan, dan setelah itu membuang sampah yang ada di dalam kantor. Singkatnya rutinitas ketika baru sampai di kantor.

Setelah melakukan itu semua saya langsung membuka laptop saya, dan mulai menggunakannya. Saat itu kondisi laptop dalam keadaan sleep, karena tadi malam saya langsung menutupnya tanpa mematikannya. Aplikasi yang saya buka pun masih aktif semua.

Pertama saya membaca artikel di feedly, hanya satu artikel yang saya baca, artikel terbarunya disway.id. Ilham Indosat. Membacanya saya agak sedikit speechless karena uang 500jt yang lenyap begitu saja hanya gara-gara kartu perdana Indosat. Saya hanya membaca satu artikel karena sudah tidak sabar ingin segera melanjutkan praktek yang kemarin, semakin sulit soalnya semakin penasaran juga jadinya, dan ada sensasi tersendiri ketika berhasil menyelesaikan masalah itu.

Kedua saya mulai menyalakan VM dari laptop saya, dan ketika mencoba ingin mengakses server VM tidak bisa. Ya terpaksa saya hanya menggunakan VM yang ada di laptop saya, hanya dua VM, mungkin bisa sampai 4 VM, tapi laptop pasti tidak akan bisa untuk membuka aplikasi yang lain. Ketika sudah menyala saya langsung melanjutkan pembuatan Inventory yang gagal kemarin. Tapi ketika saya play Inventory saya yang kemarin ternyata berhasil. Lahhh kok bisa. Padahal terakhir kali saya coba kemarin tulisannya berwarna ungu, yang berarti gagal. Tapi ketika saya coba saat itu berhasil, ya ada yang gagal, tapi itu dari VM yang ada di server VM yang saat dalam kondisi mati, jadi wajar. Ternyata utak-atik kemarin berhasil ternyata. Hmmm, ya sudah langsung saja saya menulis apa yang sudah berhasil tersebut, sudah dua hari tulisan saya stuck gara-gara persoalan itu. 

Ketiga saya membuka file project saya, saya baru ingat kalau kemarin belum saya update ke repository github, jadi ya mungkin pak boss tidak mengetahui perubahannya. Saya update hari ini pun juga percuma sepertinya. Jadi saya lanjutkan saja menulis project tersebut. Akhirnya penulisan BAB 2 selesai juga. Langsung saja saya lanjut ke BAB 3 tentang YAML. Di Ansible Docs tidak membahas soal ini, jadi saya hanya bergantung kepada video tutorial dari udemy. 

Cukup lama rasanya saya menulis, tiba-tiba mas Afandi memanggil saya, saya disuruh untuk membuka engsel lemari yang rusak. Dan disuruh untuk memperbaikinya, masalahnya adalah lubang baut di pintu lemari tersebut sudah terlalu besar, jadi sudah tidak bisa jika dipasangi engsel. Pekerjaan itu pun tidak selesai akhirnya. Kata mas Afandi nunggu membeli baut baru dulu, yang lebih besar. Posisi lemari itu tepat persis berada di bawah tangga. Dan ketika saya mau berdiri saya lupa kalau diatas saya ada tangganya. DUKK!. Suara itu muncul ketika saya berdiri. Terdiam sebentar dan kemudian langsung kembali ke tempat duduk saya. Rasanya sih tidak terlalu sakit, hanya sedikit pusing saja. Saya hanya duduk sebentar sampai pusingnya sedikit hilang. Dan kemudian melanjutkan tulisan saya.

Kurang lebih jam sebelas saya disuruh mbak Ami untuk memfoto dokumen, agak banyak dokumennya, ada 55 lembar. Cukup cepat mengerjakannya karena tinggal memfoto, tidak harus mencocokkan. Selesai saya langsung kembali ke tempat saya dan melanjutkan menulis.

Ketika sedang menulis, sekitar jam setengah sebelas datang panggilan alam untuk saya. Saya berusaha untuk menahannya tapi tidak bisa. Akhirnya saya ke toilet dulu untuk memenuhi panggilan itu.

Setelah saya selesai, sudah hampir waktunya untuk istirahat. Saya hanya menunggu istirahat sambil mengecek HP saya. 

Waktu istirahat sudah tiba, saya langsung naik ke atas untuk mengambil nasi, saya bawa bekal lauk sendiri dari rumah. Semua tim yang ada di bawah juga sedang makan di bawah, jadi malah kayak makan bersama. 

Selesai makan saya hanya duduk-duduk sambil bermain HP, dan sesekali tiduran. Capek juga rasanya kalau duduk seharian. Saat itu juga sedikit mengantuk, tapi tidak terlalu. Selesai istirahat saya langsung melanjutkan pekerjaan saya tadi. 

Sekitar jam setengah tiga saya disuruh mbak Ami lagi untuk menggunting dan menempelkan alamat. Pekerjaan juga cukup cepat, saya sudah mulai terbiasa dengan ini, tapi juga masih berhati-hati dengan cutternya. Tugas selesai, saya kembali ke tempat duduk saya. Melihat jam sudah menunjukkan akan jam 3 sore, saya langsung menyimpan semua tulisan saya tadi dan melanjutkan untuk menulis artikel harian di blog. 

Sedang menulis saya disebut di group all, saya di suruh keatas. Saya kira ada apa, ternyata saya disuruh untuk mengambil dokumen yang sudah ditandatangani pak boss saja dan memberikannya ke mbak Ami. Setelah tugas itu selesai, saya melanjutkan menulis artikel harian saya yang baru setengah jadi. 

Sudah selesai menulis, saya langsung menulis laporan saya untuk hari ini ke pak boss Vavai. Setelah selesai semua saya langsung beres-beres, persiapan untuk pulang dan langsung berpamitan kepada seluruh tim untuk segera pulang
Continue reading Hari ke-33 PKL: Awas Ada Tangga!

Tuesday, February 18, 2020

Hari Ke-32 PKL: Tas Ajaib

Hari ini Selasa, 18 Februari 2020 merupakan hari ke-32 PKL saya di Excellent. Seperti biasanya saya berangkat jam 7 pagi. Cuaca untuk hari ini kurang sedikit mendukung, agak mendung dan juga gerimis. Tapi saya tetap melanjutkan perjalanan karena cuma gerimis, tidak terlalu mengganggu atau bikin basah.

Di jalan tidak terlalu ramai, jadi perjalanan agak sedikit santai. Begitu juga di perlintasan rel kereta api, tidak harus menunggu lama saya sudah bisa lewat. Kebiasaan saya ketika sudah mendekati perlintasan itu pasti sudah bersiap-siap dulu, sudah mengira kalau harus menunggu lama. Tapi hari ini mungkin hari keberuntungan saya, tidak ada lagi kendaraan di sana, hanya tinggal satu mobil yang sedang melintas. Saya menghirup nafas lega karena bisa melewati perlintasan itu tanpa menunggu lama.

Sampai di kantor sekitar jam setengah delapan, sudah ada beberapa karyawan yang datang. Begitu sampai saya tidak langsung masuk, tapi mengelap helm saya dulu karena basah habis kegerimisan. Sebenarnya saya mau mengelap motor saya juga, tapi takut kelamaan, dan juga tempatnya mau digunakan untuk parkir karyawan lain.

Begitu masuk kedalam, sudah ada mbak Indah yang duduk di tempatnya. Saya langsung ke tempat saya, meletakkan tas dan juga melepaskan jaket, setelah itu langsung kebelakang untuk cuci muka. Rutinitas yang cukup biasa. Mang gun sedang beres-beres diatas, terdengar dari bunyinya. Saya melihat tempat sampah yang ada di dalam penuh, saya langsung membuangnya kedepan.

Setelah itu saya langsung duduk di tempat duduk saya. Membuka tas mengeluarkan laptop, mouse, dan alat-alat lainnya dari dalamnya. Mungkin hanya saya yang paling ribet kalau soal bawaan. soalnya semua tim hanya membawa tas, dan ketika mengeluarkan alat kerja hanya macbook dan chargernya. Kecuali mas Ridwan, diantara semua karyawan dialah yang paling banyak bawaannya, laptopnya Asus ROG yang ukurannya mungkin dua kali lipat dari macbook yang dipakai karyawan lainnya. Adaptornya pun mungkin juga dua kali lipat dari adaptor lenovo yang saat ini saya punya.

Tidak hanya itu yang dibawa mas Ridwan, dia juga membawa mouse Logitech kadang juga membawa mouse yang ROG, charger HP yang besarnya hampir sebesar adaptor laptop yang sedang saya pakai ini, dan juga waktu itu pas pertama kali saya kursus online di udemy saya dipinjami headphone ROG, oh ya kalau tidak salah lihat waktu itu dia juga membawa keyboard mechanical yang ukurannya cukup besar. Dann masih banyak lagi...

Tas milik mas ridwan sudah bagaikan kantong ajaibnya doraemon kalau menurut saya. Peralatan yang lengkap untuk seorang gamer👍. Tapi saya tidak tahu mas Ridwan main game atau tidak.

Kembali ke laptop saya,

Saat itu saya melakukan hal yang sama seperti kemarin, yaitu membaca artikel dulu baru mulai kerja. Hari ini juga saya hanya membaca artikelnya pak Dahlan, disway.id. Saya sebenarnya ingin membaca artikel milik tim Excellent, tapi yang muncul pertama di halaman feedly mesti punyanya pak Dahlan, dan ketika sudah membaca satu berita saja dari situ pasti nambah terus.

Setelah membaca beberapa artikel saya langsung membaca lagi ansible documentation di bagian Inventory. Sebelum itu saya hidupkan semua mesin virtual yang saya gunakan untuk praktek. Sudah lumayan banyak percobaan yang saya lakukan, tapi masih gagal juga. Ketika sudah mentok saya menonton kembali video di udemy, tapi tidak dijelaskan bagian mana yang tidak saya mengerti.

Hari ini pak boss datang, seperti biasa dia datang dengan keringat yang cukup banyak. Tidak heran sihh, karena dia ke kantor hanya jalan kaki saja. Katanya rumah pak boss tidak terlalu jauh dari kantor, hanya 5 kilo kalau seingat saya. Saya belum tahu rumah boss di mana, belum pernah sekalipun saya ke situ. Dikasih gambarannya saja belum pernah.

Pak boss tidak memberikan briefing, hanya bercerita santai saja. Oh ya, hari ini juga ada tamu 2 orang, dari mana saya tidak tahu, mungkin tamu penting. Biasanya tamu-tamu yang datang ke kantor langsung keatas, jadi saya tidak tahu siapa dan untuk apa kedatangannya.

Sudah hampir waktunya untuk istirahat, semakin tidak konsen saja otak ini. Sedikit-sedikit nengok ke jam yang ada di dinding, dikit-dikit nengok ke jam tangan yang saya pakai, dikit-dikit nengok ke jam yang ada di laptop, hmmm, dasarr, yang ada di pikiran hanya makanan saja. Ya memang pada saat itu saya mungkin sangat lapar karena tidak sarapan apa-apa, ketika di kantor juga saya hanya makan kue, kue apa saya tidak tahu😅 dan juga minum energen yang sudah disediakan, tinggal membuatnya saja.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, tapi ketika waktu istirahat tiba, saya bingung mau makan apa. Niatnya sih mau mencari lauk lain selain warteg, tapi kelamaan menurut saya, dan saat itu perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya saya hanya makan di warteg yang biasanya saja.

Makan sudah selesai, saya hanya bermain HP sampai jam istirahat selesai.

Setelah waktu istirahat selesai saya disuruh mbak Rahmi untuk menempelkan materai. Langsung saja saya kerjakan tugas itu. Ketika sedang mengerjakan materai yang 3000 tinggal dua, untung saja dokumen yang harus menggunakan materai 3000 hanya dua jadinya pas, tidak usah membeli.

Selesai tugas dari mbak Ami, saya kembali ke tempat saya dan melanjutkan pekerjaan yang tadi. Hanya sedikit yang saya dapat dari udemy, kebanyakan sudah saya saya tulis sebelumnya. Hanya beberapa sedikit tambahan.

Ada telegram dari mbak Ami lagi, saya disuruh untuk memotong dan menempelkan alamat. Langsung saya kerjakan tugas dari mbak Ami tersebut. Saya sudah terbiasa dengan tugas ini, jadi cukup cepat prosesnya. Tapi saya juga berhati-hati karena hal yang sama seperti kemarin, yaitu cutter yang baru saja diganti isinya itu. Begitu tajam sepertinya.

Setelah selesai tugas kedua dari mbak Ami tersebut saya berniat untuk melanjutkan praktek yang saya lakukan tadi siang. saat itu sudah jam 2 kurang lebih.

Sekitar satu jam praktek, untuk menyalakan VM saja sudah menjadi PR yang lumayan sulit, karena untuk akses ke VMware server sangat lemot, mungkin karena laptopnya yang tidak kuat. Dan juga dua VM juga saya nyalakan di laptop saya, jadi ya kurang lebih saya sedang menyiksa laptop saat itu. Satu jam itu saya nihil untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan.

Karena sudah jam 3, saya langsung menulis artikel untuk hari ini, ya memang sedikit memaksa kalau harus menulis jam segitu, karena biasanya saya mulai menulis dari jam 2.

Sudah selesai menulis artikel, saya langsung menulis laporan untuk hari ini ke pak boss Vavai.

Setelah selesai menulis laporan saya langsung beres-beres, berpamitan kepada seluruh tim, setelah itu pulang.
Continue reading Hari Ke-32 PKL: Tas Ajaib

Monday, February 17, 2020

Hari Ke-31 PKL: Cenat Cenut😵

Hari ini Senin, 17 Februari 2020 merupakan hari ke-31 saya PKL di Excellent. Saya berangkat dari rumah sekitar jam 7 lebih 10. Disepanjang perjalanan tidak ada yang menarik untuk diceritakan, semua sama seperti biasanya. 

Akhir-akhir ini saya suka melihat pemandangan gedung-gedung pada saat pulang kerja. Momentnya itu pas sekali, pas matahari terbenam tepat di belakang gedung dan bangunan tinggi itu hanya terlihat siluetnya saja. Sangat bagus menurut saya. Untuk melihatnya harus sudah sampai di fly over setelah stasiun kranji. Jauh di sebelah kiri ada pemandangan tersebut. Sebenarnya saya sangat ingin berhenti dan melihatnya sebentar, tapi itu jalan raya, saya tidak berani untuk berhenti. Paling hanya berjalan agak pelan. 

Hari ini saya sampai di kantor sekitar jam 7.35, begitu sampai sudah banyak karyawan yang datang. Di depan ada mas Raihan, belum masuk ke dalam, tidak tahu sedang apa. Ketika saya sedang memarkirkan motor saya, datang mas Afandi, menyuruh saya untuk meletakkan motor saya di teras, tepat di samping pintu masuk. Setelah selesai saya disuruh lagi untuk memindahkan motor mbak Indah juga.

Setelah tugas itu selesai, saya langsung masuk ke dalam. Di lobby sudah ada mbak Indah, jadi saya langsung ke dalam. Saya meletakkan tas dan melepas jaket saya dan langsung ke belakang untuk cuci muka, biar agak fresh sedikit, karena dari rumah sampai kantor lewat jalan raya yang ramai, jadi muka agak kusut. 

Ketika sedang cuci muka, saya dipesan oleh mang Gun untuk membuang sampah yang ada di dalam. Langsung saja setelah selesai cuci muka saya langsung membuang sampah yang ada di dalam ke luar, ke tempat sampah besar yang ada di depan kantor. Untuk tempatnya sendiri, markas Excellent ini hanya ruko biasa, dua lantai. Di samping kiri ada ruko yang sedang direnovasi atau dalam proses pengerjaan saya tidak tahu, tapi yang jelas ketika saya ingin pulang motor saya jadi penuh debu akibat dari ruko sebelah itu. 

Setelah membuang sampah, saya langsung duduk di tempat saya dan langsung membuka laptop. Mengecek semuanya yang perlu di cek. Setelah itu saya tidak langsung menulis, tapi membaca beberapa artikel terlebih dahulu di feedly. Membaca di awal karena saya ingat kalau ketika sudah sore saya sibuk untuk menulis artikel dan tidak sempat untuk membaca artikel di feedly. 

Beberapa artikel sudah saya baca, tapi hanya pada satu sumber, yaitu website disway.id. Sudah lama saya tidak membaca artikelnya pak Dahlan Iskan, website itu update setiap hari, setiap berita yang terbaru, dan juga kabar yang terbaru tentang suatu permasalahan. Tulisannya juga bagus, enak kalau dibaca, tidak bikin bosan. Jadi itung-itung sebagai refresh otak biar tidak terlalu mumet mengenai persoalan yang lain.

Setelah membaca beberapa artikel, saya langsung membuka kembali project saya. Masih jauh dari kata selesai, saya bingung salam mencari materi dan mengembangkannya agar mudah dipahami dan juga agar menjadi agak lebih banyak. Mungkin hanya saya yang kebingungan, Bayu saja sudah sampai BAB 4, saya masih stuck di BAB 2 sampai saat ini. 

Oh yaa, kemarin mbak Alifa ulang tahun, tidak tahu yang ke berapa. Semua mengucapkan selamat kepada mbak Alifa lewat group telegram All Excellent. Tidak tahu tapi mungkin saya sudah berfirasat saat itu bahwa hari ini makan siang gratis. Dan benar saja, ketika jam 11 mang Gun dengan membawa selembar kertas dan juga pulpen bertanya kepada seluruh karyawan untuk memilih 1 makanan dari 2 pilihan. Yang pertama mie ayam bakso dan yang kedua mie ayam pangsit. Sebenarnya saya sedang tidak ingin makan mie, tapi mumpung gratis ya kenapa ditolak.

Begitu waktu istirahat, makanan belum datang, lagi diambil sama mang Gun dan bayu. Saya saat itu hanya tiduran sambil menunggu makanan datang. Kepala saya rasanya agak pusing, tidak tahu kenapa. Saat itu saya juga sambil mengecek HP, dan ada telegram dari mbak Fitra ternyata, sudah lewat sekitar 7 menit baru saya buka. Saya disuruh untuk mengambilkan kertas concorde. Concorde? apa itu?? saya baru pertama kali mendengarnya. Saya langsung kedepan untuk menanyakan hal itu kepada mbak Fitra. Setelah bertanya, saya disuruh untuk kembali beristirahat saja, karena saat itu sudah waktunya untuk istirahat.

Sekitar 15 menit makanan baru sampai, saya kemudian bangun dan tidak sadar kalau hanya tinggal sedikit karyawan yang ada di situ, lahh pada kemana. Saya langsung mengambil makanan yang saya pilih tadi, saya tadi memilih mie ayam bakso. Ada sedikit perbedaan selama saya makan mie ayam disini sama yang ada di kampung saya. Di kampung mienya itu agak sedikit besar, tapi kalau disini hanya sebesar mie instan. Langsung saja saya makan mie itu, tak lupa mengambil krupuk yang sudah disediakan kantor.

Setelah selesai makan, saya duduk sebentar dan kemudian melanjutkan tidur saya tadi, karena pusing saya belum hilang. Sambil mengecek WA di HP yang dari tadi pagi saya biarkan. 

Setelah istirahat selesai, saya kemudian mengedit gambar yang saya masukkan ke project saya tadi, memberinya caption. Ketika dalam pengerjaan, saya di menerima telegram dari mbak Ami, saya disuruh untuk menggunting dan menempelkan alamat. Langsung saja saya mengambil peralatannya dan langsung mengerjakannya. Saya agak ngeri dengan cutternya karena pisaunya baru diganti, jadi masih tajam-tajamnya. Saya sangat berhati-hati saat mengerjakan itu, dengan berhati-hati saja masih sering meleset, padahal sudah pakai penggaris. 

Selesai memotong alamat itu, saya langsung mengambil amplop yang biasa digunakan untuk mengirim dokumen, dan langsung menempelkan alamat yang sudah saya potong tersebut. Ketika sedang menempelkan, amplop yang digunakan habis. Saya langsung bilang ke mbak Ami kalau amplopnya habis. Mbak Ami menyuruh mang Gun untuk membeli amplop itu dan juga beberapa perlengkapan kantor lainnya. Sambil menunggu mang Gun datang, saya  kembali ke laptop saya dan melanjutkan mengedit.

Cukup lama mang Gun perginya, saya sampai beberapa kali mengecek kedepan apakah mang Gun sudah datang tau belum. Sekitar 30 menit kemudian mang Gun akhirnya datang, saya langsung mengambil amplop itu untuk melanjutkan tugas dari mbak Ami yang tadi. 

Selesai dari tugas mbak Ami dan juga saya sudah selesai mengedit project saya yang tadi, saya langsung menulis artikel harian saya di blog. Saat itu sudah sekitar jam 3. Saya agak mempercepat penulisan karena saya tidak mau telat lagi dalam mengumpulkan laporan saya. 

Masalah itu pun muncul lagi, kepala saya pusing lagi. Rasanya itu cenat-cenut gitu di kepala saya, kali ini lebih parah dari yang tadi. Hal ini agak memperlambat saya dalam menulis, tapi untungnya selesai tepat waktu.

Setelah selesai semua saya langsung beres-beres dan berpamitan kepada seluruh tim untuk pulang.
Continue reading Hari Ke-31 PKL: Cenat Cenut😵

Friday, February 14, 2020

Hari Ke-30 PKL: Cibiuk

Hari ini Jum'at 14 Februari 2020 merupakan hari ke-30 saya PKL di Excellent. Saya berangkat jam 7 tepat dan sampai kantor sekitar jam setengah delapan. Sampai di kantor sudah ada man Irul yang sedang duduk di sofa depan dan mang Gun yang sedang diatas, sepertinya sedang mencuci gelas kotor. Saya langsung menggantikan mas Irul duduk di sofa depan. Tidak lama setelah itu mbak rahmi datang.

Saya langsung ke dalam dan duduk di tempat saya. Langsung membuka laptop saya dan mengecek email, blog, dan telegram. Tidak ada yang penting menurut saya, tidak ada email dari pak bos, tidak ada telegram yang menyebut saya, dan di blog juga tidak ada yang perlu diperbaiki.

Setelah itu saya membaca lagi website Ansible documentation tentang Inventory. Saya baca-baca ada banyak hal yang baru saya ketahui, di Udemy juga tidak dijelaskan tentang itu. Tentang penulisan Inventory dengan format YAML. Akhirnya saya mempraktekkan hal yang baru saya ketahui tersebut. Menggunakan 4 VM, 2 dari laptop saya, 2 lagi dari VMware. Saya sedikit mengerti karena saya sudah tahu tentang YAML, jadi tinggal apa saja yang harus dimasukkan ke dalamnya. Setelah paham caranya, saya langsung melanjutkan menulis project saya yang kemarin juga sampai di penulisan Inventory.

Seharian saya mengerjakan itu, sambil sesekali memijat punggung saya yang rasanya sangat pegal. Tidak hanya punggung yang pegal, tapi tangan juga rasanya sangat pegal, pada jari-jari tangan. Rasanya pegal sekali, tidak tahu kenapa. Biasanya saya pegal-pegal begitu ketika habis bekerja yang cukup berat, seperti kerja bakti di sekolah, membersihkan lab, menata ulang lab komputer. Setelah itu biasanya pada saat malam badan rasanya pegal-pegal semua.

Hari ini pak bos datang, tapi tidak memberikan briefing. Hanya bercerita sebentar lalu keatas untuk memberikan briefing hanya kepada tim sales. Biasanya juga begitu kalau mau memberikan briefing kepada tim tertentu langsung mengumpulkannya ke atas. Tapi yang paling rame itu ketika pak boss sedang memberikan briefing semuanya di bawah dan ketika pak boss memberikan briefing hanya kepada tim support. Ketika briefing dari pak boss ke tim support di atas, suaranya sampai kebawah kadang-kadang.

Tidak terasa sudah hampir waktunya untuk shalat Jum'at, semuanya pun segera menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum'at. Rencananya saya mau jalan kaki, tapi ketika itu cuaca sedang tidak bersahabat, sedang gerimis. Akhirnya saya pergi naik motor, karena takut basah.

Setelah selesai shalat Jum'at saya langsung kembali ke kantor. Katanya hari ini mau makan-makan ke Cibiuk, tapi saya tidak tahu jelasnya gimana. Saya jadi ingat dulu pas Jum'at pertama saya PKL di Excellent yang katanya akan makan-makan gitu, saya kira di situ, Cibiuk, berangkat kerja langsung kesitu. Tidak tahu kalau makannya itu di kantor. Ya untungnya tidak terlalu jauh tempatnya, jadi saya masih sempat untuk kembali ke kantor.

Hari ini setelah shalat Jum'at akan makan-makan di Cibiuk itu, dan tidak akan kembali ke kantor, langsung pulang boleh katanya. Jadi saya ke Cibiuk sambil membawa tas. 

Dari depan itu tempatnya kelihatan tidak terlalu besar. Tapi ternyata di dalamnya ada beberapa saung dan juga kolam. Saya tidak menyangka kalau sampai ada kolamnya di dalam. Menu makan hari ini ayam dan sayur asem, yang tidak memesan sayur asem diberi karedok sebagai gantinya. Ada juga ikan, ikan apa saya tidak tahu, tapi ikannya besar. Pesan ikannya hanya 4 porsi untuk dimakan bersama. Makanannya enak, karena gratis, mungkin kalau tidak diajak saya memilih makan di warteg saja daripada ke situ, kelihatannya mahal soalnya.



Saya duduk di sampingnya mas Ahmad dan mas Arif. Mas Ahmad itu suka bercanda orangnya, ketika di kantor, tak terkecuali pada saat itu. Sambil menunggu pak boss datang, pak boss saat itu naik mobil dari kantor ke cibiuk, dijalan lumayan macet, jadi wajar jika datangnya agak telat. 

Setelah pak boss datang, dia segera membuka acara itu. Kali ini yang memimpin doa adalah om Akoy. Setelah berdoa, semua langsung makan hidangan yang sudah ada di depan masing-masing.

Selesai makan waktunya untuk mengobrol santai. Waktu itu pak boss cerita banyak sekali tentang masa lalu Excellent, makan buah rambutan yang langsung dari pohonnya, pengalaman tim ketika pertama kali naik pesawat, dan banyak lagi lainnya. Cerita tentang masa lalu Excellent memang sangat menarik untuk didengarkan, dan ada bagian yang lucu juga. 

Lama sekali pak boss bercerita. Sampai tak terasa sudah jam 3. Saya mencoba untuk menulis artikel harian saya. Cerita masih berlanjut. Saya tidak bisa konsen ke tulisan saya, karena pak boss yang masih bercerita. Sangat asik untuk mendengarkannya bercerita. Yang lucu lagi ketika ada suatu masalah yang dibuat tebak-tebakan oleh seluruh tim. Tersangkanya adalah mas Afandi. Tentang kenaikan gaji yang mas Dhen dan mas Andes tidak tahu, karena waktu itu sedang pergi ke tempat klien. Waktu itu mas Afandi sedang shalat, dan saat itulah kejadian itu terjadi. Seluruh tim yang dipimpin oleh pak boss memberikan tebakan, apa yang akan diomongkan mas Afandi ketika ditanya soal kenaikan gaji tadi. Ada tiga pilihan, dan satu pilihan yang dibuat oleh mas Ridwan sendiri.

Ketika mas Afandi datang pak boss mengambil tasnya dan mengeluarkan duit 50 ribu yang akan diberikan ketika tebakan yang dipilih benar, tapi dibagi rata, karena yang memilih bukan hanya satu orang. Pak boss pun menanyakan soal tadi kepada mas Afandi. Ternyata jawaban mas Afandi tidak sesuai dengan empat tebakan tadi. Akhirnya hadiah uang tadi tidak diberikan kepada siapa-siapa. Bukan uangnya yang menjadikannya seru, tapi kehebohannya. Mungkin disitu hanya tim Excellent saja yang paling ramai.

Akhirnya setelah mengobrolnya selesai, hanya beberapa paragraf saja yang dapat saya tulis di artikel saya. Obrolan itu pun berhenti karena tim mau shalat dulu. Saya gunakan kesempatan itu untuk melanjutkan menulis. Saya mau shalat dirumah saja, karena memang biasanya juga begitu. Saat itu sudah jam 4 sore dan setengah jam lagi waktunya untuk pulang. Waktu setengah jam itu lumayan untuk menulis beberapa paragraf lagi, tapi tidak mungkin kalau untuk menyelesaikannya. 

Setelah akan pulang saya langsung menyimpan tulisan saya itu dan memasukkan laptop saya kembali ke tas. Masih ada waktu sekitar 5 menit sampai waktu pulang tiba, jadi saya hanya bermain HP saja. Tidak lama kemudian pak boss menutup acara itu dan mempersilahkan semua untuk pulang.

Semua tim langsung berkemas untuk pulang, saya juga bersiap-siap untuk pulang. Ketika bersalaman, saya diperingatkan kembali sama mas Ridwan tentang laporan yang tidak boleh malam-malam untuk mengumpulkannya. Setelah itu saya langsung pulang.


Continue reading Hari Ke-30 PKL: Cibiuk

Thursday, February 13, 2020

Hari Ke-29 PKL: Gak Muat!

Hasil gambar untuk animasi orang ukur tensi



Hari ini Kamis, 13 Februari 2020 merupakan hari ke-29 saya PKL di Excellent. Hari Kamis, waktunya untuk memakai batik. Memang peraturan di Excellent membebaskan dalam hal berpakaian, tapi bebas pun harus masih dalam konteks rapi dan juga tidak sebebas-bebasnya. Kecuali hari Kamis, semua karyawan harus memakai batik. Tidak wajib, tapi harus diusahakan. Tidak hanya Excellent yang menggunakan peraturan ini, semua kantor mungkin menggunakannya juga. Memang batik menjadi salah satu ciri khas dari Indonesia yang patut dibanggakan. Untung saja saya membawa 2 setel baju batik dari rumah, jadi bisa menggunakan baju batik ketika hari kamis. Tapi yang satu adalah baju batik saya yang diberikan pas waktu SD. Tapi saya heran, kok masih muat yaa. Ya memang dulu baju itu terlalu besar untuk saya. Muatnya pun dalam artian maksa, karena lengan sebelah kanan sudah tidak terlalu muat.

Terlepas dari semua itu. hari ini saya berangkat dari rumah sekitar jam 7. Di sepanjang perjalan tidak ada hal yang menarik untuk diceritakan, jadi langsung saja sampai ke kantor. Sampai di kantor jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan dan sudah ada mas Irul yang sedang duduk di sofa samping lobby dan juga mang Gun yang sedang mengepel. Saya langsung menggantikan mas Irul, dan dia langsung masuk kedalam.

Tidak lama setelah itu mbak Ami datang, langsung saja saya masuk dan duduk di tempat duduk saya. Baru saja mengeluarkan laptop, saya disuruh keatas sama mas Ridwan. Saya kira akan diberikan briefing, tapi tebakan saya salah. Saya disuruh untuk menyiapkan Intel Nuc yang akan digunakan pak boss nanti. Baru kali ini saya melihat Intel Nuc. Ukurannya kecil, lebih kecil dari laptop, mungkin setengahnya. Untuk memasangnya tidak terlalu sulit, hanya tinggal menancapkan semua kabel ke port-portnya.

Setelah selesai saya langsung ke bawah dan membuka laptop saya. Ternyata ada email masuk dari pak boss, baru saja. Saya langsung membukanya, isinya tentang koreksi dari blog kemarin, masalah dari link yang saya berikan untuk join ke repository github saya, dan juga saya disuruh untuk menginstall Slack di HP dan di Laptop.

Langsung saja saya follow up semua tugas itu. Pertama saya memperbaiki typo yang ada di blog saya, typonya tentang nama orang yang harusnya memakai huruf kapital di awalnya. Sudah selesai memperbaiki artikel. Langsung ke tugas berikutnya, masalah link invite pak boss ke github. Kemarin memang saya tidak tahu nicknamenya pak boss di github, jadi saya hanya menebaknya saja. Dan ternyata benar, saya salah menginvite, harusnya nicknamenya pak boss adalah "zezevavai" bukan hanya "Vavai". Mungkin yang "Vavai" sudah tidak digunakan. Saya kembali menginvite pak boss dengan nickname yang benar dan memberikan link invite tersebut kepada pak boss.

Setelah masalah github selesai, saya langsung menginstall slack di laptop saya. Di HP sudah saya install lama, dari pertama kali saya kesini sudah saya install slack, tinggal menginstall slack versi desktop. Sampai sekarang saya tidak tahu gunanya slack itu untuk apa, karena memang selama ini belum pernah menggunakan slack selama PKL.

Setelah itu saya langsung membaca kembali website docs.ansible.com untuk mencari bahan tulisan. Ada materi disitu yang tidak dijelaskan di udemy, jadi saya melakukannya sambil praktek menggunakan 2 VM dari laptop saya dan 1 VM dari VMware. Hal itu juga berbarengan dengan membuka 3 file di word, putty 3 windows untuk SSH semua VM saya, dan yang terakhir telegram. Pertama sih sudah tidak yakin jika laptop saya kuat, tapi tetap saya paksakan, karena mau ya bagaimana lagi. 

Sekitar jam setengah sebelas pak boss datang, seminggu ini baru hari ini dia datang, mungkin karena kantor yang hari senin sampai hari rabu kemarin digunakan untuk training. Pak boss pun memberikan briefing kepada seluruh karyawan, membahas semua apa yang perlu dibahas, sambil sesekali bercanda. Serius tapi tidak terlalu serius, bercanda tapi serius😐. Cukup banyak yang dibahas hari ini, saya hanya mendengarkan pak boss yang sedang memberikan briefing tersebut. Terakhir pak boss menyuruh saya dan Bayu untuk mengecek tensi, di kantor sudah ada alatnya. 

Sebenarnya dirumah itu ada, baru beli selasa kalau tidak salah, dan saya mau mencobanya. Tapiiii, alat tensi itu tidak muat di lengan saya, saya pun ditertawakan seluruh orang yang ada di rumah. Saya positive thinking saja, mungkin hanya alatnya yang terlalu kecil, atau cuma gagal produk :v, positive thinking intinya. 

Setelah briefing dari pak boss selesai, sekitar jam setengah 12 siang, saya kembali melanjutkan yang tadi. Ketika saya kembali ke laptop saya, akhirnya hal yang sudah saya perkirakan akhirnya terjadi juga. Semua aplikasi yang saya buka not responding semua, dan untuk mengetik juga sudah tidak bisa. Akhirnya saya save dulu project yang sudah saya kerjakan hari ini dan kemudian merestart laptop saya. Butuh perjuangan untuk melakukan hal itu, karena memang saat itu laptop saya sangat lemot dan juga sepertinya sudah tidak bisa melanjutkan tugas dari saya lagi😅. Untuk merestart saja lama prosesnya, efek yang tadi belum hilang kayaknya. Salah saya juga sih terlalu memaksa untuk melakukan multitasking yang sangat banyak dan juga berat. 

Sudah hampir waktunya untuk istirahat tapi proses restart belum juga selesai. Hmmmm, separah itukah penyiksaanku. Pada saat sudah istirahat pun sama saja, belum selesai, malah black screen laptop saya. Ya sudah saya tinggal saja untuk mengecek tensi dulu. 

Saya bertanya kepada mas Ridwan dimana alat tensi itu. Ketika diambilkan ternyata mereknya sama seperti yang ada di rumah. Waduhhh. Mas Ridwan kemudian mengeluarkan alat itu dari kotaknya, dan langsung memasangkannya ke tangan kanan saya. Dan benar saja, alat itu tidak muat lagi di lengan saya. Tapi mas Ridwan masih positive thinking, mungkin karena baju saya yang menghalangi, begitu katanya. Saya disuruh untuk menggulung baju saya dan dicoba untuk memasangkan alat itu lagi. And then, hasilnya sama saja. 

Om Ahmad datang untuk melihat, dia juga mencoba untuk membantu memasang alat itu. Akhirnya om Ahmad hanya menahan alat itu dan kemudian menyalakannya. Saya tidak tahu cara ini akan berhasil atau tidak, tapi yang jelas alat itu mulai bekerja. Hasilnya muncul, dan ternyata normal. Hmmm, saya agak tidak percaya dengan hasil itu, saya ingin mencobanya kembali tapi alat itu malah menjadi rebutan antara mbak Fitra, mbak Erni dan juga mas Ridwan yang terus mengompor-ngompori. Akhirnya yang pertama memakai alat itu adalah mbak Fitra, dibantu mas Ridwan untuk memasangnya. Tidak hanya sekali, dua atau tiga kali dia mengeceknya, hmmm. Yang kedua mencoba adalah mas Ridwan, karena saya kebelet, saya tinggal keatas dulu untuk ke kamar mandi. Ketika saya kembali dari kamar mandi, yang mencoba saat itu adalah mbak Erni. Dia memasang alat itu sendiri, tidak mau dibantu oleh mas Ridwan. Hasilnya juga normal.

Alatnya sudah selesai dipakai, akhirnya saya kebagian jatah untuk mencobanya. Kali ini saya memasangnya sendiri di tangan kiri. Orang bilang sih kalau tangan kiri lebih kecil dari tangan kanan. Saya agak tidak percaya dengan hal tersebut. Tapi setelah saya coba memang bisa dipasang, tapi agak maksa. Kemudian saya menyalakan alat itu. Tidak terlalu lama setelah itu hasilnya pun keluar. 135/88 kalau tidak salah. Saya tidak tahu itu normal atau tidak. 

Disitu juga ada mang Gun yang sedang memperhatikan, katanya dia ingin mencobanya. Ya sudah saya langsung pasangkan saja alat itu ke lengannya. Ketika sudah dinyalakan, mang Gun ngomong ke saya kalau saya terlalu ketat memasangkan alat itu. Dipikiran saya, lahh kan emang gitu cara kerjanya. Saya coba jelaskan ke mang Gun memang gitu seharusnya, lahhh malah dikendorin alatnya, alhasil yaa alatnya berhenti di tengah jalan. 

Saya pun ngomong kalau memang begitu cara kerjanya, dan saya tadi juga begitu rasanya. Dia pun akhirnya menyalakan alat itu lagi dan menunggu hasilnya. Memang wajahnya terlihat sedikit ketakutan kalau menurut saya. Apa benar jika itu pertama kalinya dia mengecek tekanan darah. Setelah keluar hasilnya, ternyata hasilnya normal. Di situ juga ada mbak Alifa yang sedang melihat. Dan mungkin karena penasaran diapun juga ikut menggunakan alat itu. Saya tidak menunggunya karena saya mau makan ke warteg.

Setelah selesai dari warteg, di depan masih ada mang Gun dan mbak Alifa yang sedang duduk. Saya meminta alat itu dan mengembalikannya ke tempatnya.

Sehabis istirahat saya langsung kembali ke laptop saya yang ternyata sudah selesai restartnya. Saya pun kembali melanjutkan menulis project saya yang tadi.

Saya menulis project sampai sekitar jam setengah tiga. Saya lanjut dengan menulis artikel harian di blog. Cukup capek rasanya mengetik seharian, saya melakukan sedikit peregangan kepada tangan saya dan juga punggung saya. Berbunyi "kretek kretek". 

Setelah menulis artikel selesai, saya langsung menulis laporan untuk hari ini. Setelah selesai langsung melakukan kebiasaan sebelum pulang, yaitu bersalaman kepada seluruh karyawan dan langsung pulang.
Continue reading Hari Ke-29 PKL: Gak Muat!