Saya berangkat sendiri, aneh rasanya. Biasanya di belakang ada orang dan saat itu saya hanya sendiri. Rasanya lebih enteng.
Perjalanan pun rasanya jadi lebih cepat. Saya berangkat jam 7 kurang 10 dan sampai kantor sekitar jam 7.15. Lebih cepat 5 menit dari biasanya. Padahal lalu lintas sama seperti biasanya. Saya juga tidak terlalu ngebut membawa motornya, menurut saya sihh.
Sampai di kantor baru ada bang Gun. Sebenarnya saya bingung manggil "mang" atau "bang". Saya tidak tahu, saya hanya mendengar karyawan lain yang memanggilnya. Tapi kedua panggilan itu hampir sama jika diucapkan, hanya berbeda satu huruf saja.
Di kampung panggilan yang sangat familiar hanya mas, mbak, pak, buk, pakde, bude, mbah. Hanya itu yang sering saya gunakan untuk memanggil seseorang. Rasanya aneh saja memakai panggilan seperti bang, mang, apalagi "om". Anehh sekali rasanya jika memanggil dengan sebutan "om" itu. Di kantor sendiri ada dua orang yang biasa dipanggil om, yaitu om Akoy dan om Ahmad. Saya tidak bisa bilang om, maka saya memanggilnya dengan panggilan mas. Saya tidak tahu itu pantas atau tidak, tapi ya mau bagaimana lagi.
Datang saya langsung duduk di depan, menunggu sampai karyawan yang bertugas di depan datang. Baru setelah itu saya membantu tugasnya mang Gun.
Saya menunggu sambil bermain HP, mengecek telegram. Tidak ada telegram yang penting. Jadi saya hanya lanjut membuka sosmed. Membuka blog dan email nanti saja lewat laptop, kurang puas kalau membukanya hanya lewat HP.
Akhirnya mbak Indah datang, saya pun segera kebelakang, berniat untuk mengerjakan tugas yang biasanya dikerjakan Bayu dan juga saya sendiri. Langsung saya keatas. Tapi ternyata sudah dibereskan mang Gun tugasnya, ya sudah saya hanya mengerjakan tugas rutin setiap pagi saya saja.
Setelah selesai saya cuci tangan dahulu, karena habis memegang hal yang lumayan kotor. Cuci tangan, padahal pagi tadi pas saya datang saya langsung memakai hand sanitizer. Tapi yaa biar tambah bersih saja, kan juga habis bekerja yang lumayan kotor.
Setelah itu saya baru duduk di tempat saya, membuka laptop. Karyawan pun mulai berdatangan. Dan menanyakan bayu kemana. Kecuali mas Afandi yang bertanya sakit apa. Mungkin tadi pagi Bayu sudah japri mas Fandi kalau dia tidak masuk karena sakit. Jadi mas Fandi tahu kalau Bayu sedang sakit dan tidak masuk.
Saya menggunakan Elementary lagi setelah sekian lama saya memakai Windows untuk mengerjakan project buku. Mungkin kalau memakai Elementary bisa sedikit lancar, karena saya yakin jika Elementary lebih ringan dibandingkan dengan Windows. Tapi tetap saja ujung-ujungnya saya gunakan Elementary itu untuk meremote Windows yang ada di VM, jadi ya sama saja sebenarnya. Saya masih pakai Windows untuk mengerjakan buku.
Saya suka Elementary karena enak kalau dipakai untuk multitasking. Shortcut keyboardnya juga menurut saya sangat mendukung untuk multitasking. Dan yaa, benar saja laptop saya berjalan agak lebih cepat dari biasanya ketika pakai Windows. Saya suka linux😀
Saya menghidupkan Windows saya dan langsung meremotenya lewat Elementary menggunakan aplikasi Remmina, saya sudah belajar itu sebelumnya, jadi ya bukan masalah lagi.
Ada satu kelebihan lagi, selama saya meremote tidak ada kata DC diantara laptop saya dengan Windows yang ada di VM. Lancar-lancar saja ketika saya gunakan. Tapi ada bagian yang di cut. Grafiknya jadi hanya hitam, untuk memaksimalkan kecepatannya. Seperti ini,
Saya pakai windows juga ada alasan tersendiri. Alasannya karena saya tidak bisa menggunakan git langsung di terminal linux, saya sudah membaca-baca, tapi tidak bisa. Padahal saya sudah melakukannya sesuai dengan tutorial yang ada di google. Saya juga sempat membaca buku yang dikerjakan oleh Bayu, yang soal git. Tapi sama saja, sama seperti yang ada di tutorial di google.
Setelah persiapan selesai saya langsung mengecek email dan blog saya. Ada balasan email dari pak boss, saya pun membalasnya juga. Setelah itu baru mengecek blog saya. Membalas komentar teman saya, teman satu kelas, dia juga PKL di Jakarta, kalau tidak salah nama PTnya PT Comnet. Kalau tidak salah.
Setelah itu saya langsung membuka file project saya lagi. Sebelum itu saya juga sudah mencoba untuk meremote repository github mulik saya langsung lewat terminal di Elementary, tapi sama saja, tidak bisa.
Membuka file project, dan mulai memikirkan akan bagaimana saya memulainya hari ini. Saya pun membaca sudah sampai mana buku saya. Terakhir saya sudah sampai module. Saya memutuskan untuk menjadikan materi ini materi yang terakhir. Karena sampai disini saja Ansible juga sudah bisa digunakan, tapi hanya fitur dasarnya saja, sesuai dengan judulnya. Panduan Dasar Ansible. Saya memutuskan untuk mengcut karena juga saya belum membuat cover, daftar isi, kata pengantar, etc. Dan waktu yang juga terbatas. Tidak saya sangka sebelumnya jika membuat buku bisa sampai se mumet ini🙃.
Saya menulis sampai ada telegram dari mbak Fitra. Akhirnya yang ditunggu sekian lama datang juga. Tapi masalahnya tugas kali ini untuk membeli materai, saya tidak tahu tempatnyaaaa, yang tau Bayu, yang diajak keliling waktu itu Bayu soalnya.
Saya pun bertanya dimana tempat membelinya, dan mencarinya di maps. Hanya itu jalan keluar satu satunya. Mau tanya arahnya nanti malah bingung sendiri, mending pakai maps saja. Mas Fandi pun bilang saya disuruh hati-hati karena banyak polisi, itu menasehati atau menakut-nakuti sebenarnya,
Saya pun berangkat dengan menggenggam HP ditangan saya, sebagai panduan. Luruss, belok kiri, lampu merah pertama masih lurus, baru lampu merah kedua belok kekanan, lurus lagi, belok kiri, sampaiii.
Pertama kali sampai saya bengong lihatnya. Ini kantor pos atau apaaa, besar sekaliii. Kantor pos di kampung saya tidak sampai sebesar ini, untuk parkir saja harus melewati portal otomatis, yang harus memencet untuk mendapatkan tiket parkir itu. Parkir diarahkan oleh penjaga parkir.
Setelah itu saya masuk kedalam kantor. Makkk, besar sekaliii. Saya bingung, tengak tengok, tidak ada satpam, saya pun pergi ke bagian seperti meja resepsionis tapi panjanggg sekali, panjang tapi dibagi sampai 11 kalau tidak salah. Saya pergi ke nomor satu. Jujur saya takut salah dan takut jika sampai dikira mau mencuri atau apa karena tingkah saya yang aneh. Pergi ke nomor satu, ada pelayannya, tapi hanya diam, padahal tahu kalau saya sedang disitu. Saya pun bertanya, kalau mau beli materai kemana. Mas-mas penjaga itupun menjawab harus ke nomor 7. Ya sudah saya langsung menuju ke nomor 7, antri. Setelah mengantri saya langsung ngomong ke mbak-mbak penjaganya. Mau beli materai. Dia pun menjawab jika mau beli materai pergi ke nomor 9. Hmmm,
Saya pun pergi ke nomor sembilan, antri lagi, tau begitu saya langsung menuju ke nomor 9, mungkin saya menjadi yang pertama kalau langsung menuju ke nomor 9.
Antri cukup lama,
Akhirnya giliran saya datang juga. Saya pun bilang kalau mau beli materai. Awas saja kalau sampai bilang harus ke no.. untuk beli materai. Tapi untungnya tidak. Dia langsung bertanya mau beli berapa. Saya pun menyampaikan pesanan mbak Fitra tadi, sama persis seperti apa yang dibilang oleh mbak Fitra.
Pesanan segera diproses, cuma materai jadi cepat.
Selesai membeli materai saya langsung kembali ke kantor, lewat jalan yang tadi. Agak takut saya, takut kalau lewat jalan satu arah. Takutnya kalau saya sampai salah dan ketemu pak polisi. Bisa dimarahi habis-habisan saya. Ditambah lagi jalanan itu sepi, dan tidak ada pengendara lain yang searah dengan saya. Huftt....
Akhirnya sampai di kantor dengan selamat sentosa, tidak ada aral suatu apapun, wkwk.
Saya langsung memberikan materai itu kepada mbak Fitra, dan langsung mencatat pengeluaran yang baru saja di buku biasanya.
Saat itu sudah jam setengah 12, sudah hampir waktunya untuk istirahat. Di perjalanan sempat terpikir untuk sekalian membeli makanan untuk makan siang. Tapiiii... maybe bad idea, saya disuruh kemana, mampirnya kemana. Jadi saya langsung gas menuju ke kantor.
Setelah tugas dari mbak Fitra selesai saya langsung kembali ke tempat saya, melanjutkan menulis buku, pengennyaaa...
Tapi saat itu sudah hampir istirahat, jadi sudah tidak bisa konsen menulis lagi. Saya pun hanya browsing di internet, hanya browsing asal saja, mencari hal hal yang menarik.
Kepala saya pusing, sudah saya rasakan dari tadi, dan juga saya merasa ada yang tidak beres dengan perut saya. Begitu jam 12 saya langsung mengambil posisi tiduran, masih di tempat saya. Tadi juga sempat diingatkan mas Ridwan jika sedang pusing berobat, jangan dipaksakan. Dan ya saya masih memaksakan untuk menulis buku.
Hanya rebahan, mas Ridwan pun mengingatkan untuk makan. Saya bilang nanti saja, kan juga waktu istirahat juga masih panjang. Sekitar 15 menit saya pada posisi itu. Saya pun bangun, mau beli makanan. Hari ini jatah uang tinggal 30k, tadi 20k sudah melayang untuk uang bensin, saat membeli materai tadi. Saya pun sudah berencana untuk membeli kopi yor, lagi pengen rasanya. Jadi uang makan hanya tinggal 10k jika ingin beli kopi. Saya pun beli ayam ippo lagi, yang harganya 10k, pass.
Makan siang pun dengan menu ayam, ayam goreng ippo.
Selesai makan saya disuruh mang Gun untuk membelikan nasi, nasinya habis, dan masih ada dua orang yang belum makan, mas Afandi dan mas Andes. Saya pun segera membelikannya, di warteg terdekat. Saya disuruh mang Gun, biasanya sih dia yang beli nasi, tapi saat itu dia sedang makan, jadi menyuruh saya. Setelah membeli saya segera memberikannya kepada mas Afandi, kelihatannya juga sedang menunggu nasinya.
Saya kembali ke tempat duduk, mengambil botol setelah itu mengambil air saya duduk di tempatnya mas Afandi, yang dekat dengan AC, ya saya memang kegerahan saat itu. Saya seperti itu sampai waktu istirahat kurang 5 menit lagi habis, saya segera menuju ke kopi yor untuk membeli kopi. Saya mencoba membeli kopi susu gula jawa, kesukaannya mas Ahmad. Setelah itu saya segera duduk kembali ke tempat saya, langsung melanjutkan menulis buku.
Saya menulis sampai jam setengah 3, sudah saatnya untuk menulis artikel harian. Saya pun segera menulis.
Menulis sambil menyeruput kopi yang saya beli tadi, saya awet-awet kopi itu, biar awet sampai pulang. Biar awet gak ngantuk juga tentunya.
Saat sedang menulis, karyawan lain pada heboh, menghebohkan apa gitu, intinya makanan. Sebenarnya sudah dari tadi siang mungkin, tapi itu puncaknya, dan akhirnya makanan itupun dibuat. Mas Ridwan yang korban uang (padahal dia sedang puasa), mas Riski yang membeli telur, mas Irul yang mengeksekusi, mas Dhen seksi dokumentasi, wkwk.
Heboh sekali, membuat saya tidak bisa fokus menulis. Ditambah lagi kepala dan perut saya yang rasanya malah tambah sakit.
Menulis saya pun terganggu, padahal ada banyak yang ingin saya tulis hari ini.
Makanan pun jadi, semua tim pergi keatas untuk menikmatinya, kecuali saya dan mas Andes, saya sibuk menulis, mas Andes pun sepertinya juga sibuk menulis. Oh iyaa, dia duduk di sebelah saya hari ini. Atis(dingin) katanya.
Saya pun bisa agak sedikit fokus menulis, tapi tetap saja tidak selesai. Sampai saatnya untuk pulang tiba. Saya memutuskan untuk mengerjakannya di rumah saja. Mau lembur juga kondisi tidak memungkinkan jadi ya saya langsung pulang.
Di jalan saya baru ingat kalau file project saya belum saya update ke repository github saya. Yahhh, sepanjang jalan isinya hanya kekecewaan yang amat sangat. Padahal besok sudah mulai work from home. Hmmmm, besok mau apa kalau filenya ada di windows yang ada di VM, masak iya harus ke kantor duluu. Hahhhh, careless!
Git harusnya bisa di Linux, karena asalanya justru dari Linux
ReplyDeletelha ya itu pak,
Deletesaya tidak bisa pakai langsung di terminal linux,
padahal sudah sama persis sama yang ada di tutorial,